Kasus positif COVID-19 Payakumbuh bertambah 15 orang, beberapa diantaranya guru

id berita payakumbuh,berita sumbar,+

Kasus positif COVID-19 Payakumbuh bertambah 15 orang, beberapa diantaranya guru

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Payakumbuh Bakhrizal. (Antarasumbar/Akmal Saputra)

Didapatkannya guru yang positif merupakan hasil dari kebijakan Pemkot Payakumbuh yang mewajibkan seluruh guru yang ada di Payakumbuh untuk melakukan tes yang diawali dengan tes cepat antibodi,
Payakumbuh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Payakumbuh, Sumatera Barat mencatat ada penambahan 15 kasus positif COVID-19 baru di daerah itu yang beberapa diantaranya merupakan guru.

"Hari ini penambahan kasus kita di Payakumbuh ada 18 orang, namun tiga lainnya merupakan warga daerah lain yang melakukan tes di Kota Payakumbuh," kata Kepala DKK Payakumbuh, Bakhrizal di Payakumbuh, Jumat.

Total sampai Jumat (15/1) warga Payakumbuh yang masih dinyatakan positif COVID-19 berjumlah 39 orang, sembuh berjumlah kurang lebih 587 orang dan meninggal 9 orang.

Ia mengatakan dari 15 kasus positif tambahan tersebut, terdapat beberapa guru dari sejumlah sekolah yang ada di daerah itu dari berbagai tingkat pendidikan.

"Didapatkannya guru yang positif merupakan hasil dari kebijakan Pemkot Payakumbuh yang mewajibkan seluruh guru yang ada di Payakumbuh untuk melakukan tes yang diawali dengan tes cepat antibodi," ujarnya.

Ketika ada guru yang dinyatakan reaktif pada tes cepat antibodi, sambungnya guru yang bersangkutan harus melakukan tes usap.

"Rencananya tes kepada guru dan ASN ini akan rutin dilakukan, sekali dalam sebulan. Ini bentuk proteksi kita, untuk mengantisipasi agar anak-anak sekolah tidak terpapar COVID-19," katanya.

Bakhrizal mengimbau agar guru terus mematuhi protokol kesehatan dan dapat menjadi contoh bagi seluruh siswa dalam penegakan protokol kesehatan.

"Demi anak didik, resiko penyebaran secara cepat lewat anak sekolah sangat tinggi kalau ke depan angka positif semakin naik," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Azwardi mengatakan pihaknya sudah melaksanakan rapat dengan jajaran dinas pendidikan dan diambil kebijakan ketika di satu sekolah ditemukan kasus positif, maka harus disemprot disinfektan dan selama tiga hari tidak boleh melaksanakan sekolah tatap muka diganti siswa belajar daring.

Ia mengatakan dinas dan jajaran sekolah melakukan evaluasi selama sekolah diliburkan. Pada hari selanjutnya akan diambil keputusan apakah sekolah itu dapat dibuka kembali atau belum.

"Malahan kita melakukan tes cepat kepada guru sebelum mereka masuk mengajar. Untuk guru kelas SD, ketika reaktif tidak dibolehkan datang ke sekolah dan siswa mengikuti pelajaran tatap muka di sekolah dengan guru pengganti atau secara daring," ujarnya.

Ia mengatakan sampai saat ini, sudah ada beberapa sekolah yang diliburkan karena ditemukannya kasus positif COVID-19.

"Kita di dinas sangat menekankan kepada sekolah agar betul-betul menjalankan protokol kesehatan, karena resikonya kepada siswa," kata dia.