Perkembangan kinerja Bank Nagari pada 2020 cukup baik meski pandemi

id Bank Nagari, kinerja baik, meski pandemi, laba naik, pembiayaan syariah, berita sumbar

Perkembangan kinerja Bank Nagari pada 2020 cukup baik meski pandemi

Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad (dua dari kanan) ekspose kinerja 2020, dihadiri Gubernur Irwan Prayitno (Dua dari kiri) dan Komisaris di Padang, Kamis. (Antara/Mutiara Ramadhani)

Padang (ANTARA) - Perkembangan kinerja Bank Nagari Provinsi Sumatera Barat meski dihadapkan pandemi COVID-19 sejak Maret 2020 cukup baik dilihat pada posisi laba ditutup pada akhir Desember tahun lalu mencapai Rp332,7 miliar dengan capaian target 129,9 persen.

"Pencapaian laba itu tentu dengan akibat pandemi COVID-19, kita melakukan revisi dan penyesuaian-penyesuaian," kata Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad yang dieksposnya di Padang, Kamis.

Ia menjelaskan, dari sisi posisi aset Bank Nagari sampai akhir Desember 2020 sekitar Rp25,7 triliun atau tumbuh Rp1,26 triliun. Jadi capaian terhadap aset adalah sebesar 104,39 persen, alhamdulillah masih tetap bertumbuh dari segi aset.

"Sedangkan di sisi kredit berdasarkan catatan kami sudah mencapai Rp19,54 triliun, selama 2020 bertumbuh sebesar Rp610,13 miliar atau capaian 168 persen. Walau pun pandemi yang melanda juga berdampak terhadap Sumatera Barat menurun perekonomian tetapi bisa dilakukan segala sesuatunya yang dapat menumbuhkan kredit," katanya.

Kemudian pada pembiayaan syariah Bank Nagari pada posisi akhir 2020, terjadi peningkatkan sekitar Rp73,01 miliar atau tumbuh 4,83 persen (yoy). "Isyaallah dari sisi pembiayaan syariah masih tetap terus tumbuh," ujarnya.

Sedangkan dari dana pihak ketiga posisi pada akhir Desember 2020 sebesar Rp20,41 triliun dengan pertumbuhan sebesar Rp929 miliar lebih. Hal ini, kata Irsyad menunjukan masyarakat percaya untuk penempatan uangnya di Bank Nagari.

"Kalau saya melihat dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yang mendekati 1 triliun itu, masyarakat bisa dikatakan sangat percaya untuk menempatkan uangnya di Bank Nagari," ujarnya.

Ia mengatakan pencapaian target Bank Nagari pada 2020 sebesar 103,69 persen, termasuk disitu ada share Dana Pihak Ketiga (DPK) syariah sebesar 10,25 persen atau tumbuh sekitar Rp560,24 miliar atau 36,56 persen (yoy), artinya menunjukan dari sisi kinerja syariah pertumbuhan DPK-nya cukup bagus.

Kemudian dari sisi beban, manajemen Bank Nagari melakukan efesiensi sehingga dilihat dari capaian-capaian 92,95 persen, artinya beban ditekan di bawah target-target yang dicanangkan pada 2020.

"Sedangkan untuk ketahanan fundamental bank dari sisi kredit, pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai bisa Rp196,67 miliar atau realisasinya Rp104,46 miliar, menunjukan cadangan ini tumbuh 113,3 persen dibandingkan dengan tahun 2019, artinya kita membentuk cadangan cukup besar juga," kata Irsyad.

Upaya pembentukan cadangan cukup besar itu, tambah dia, tidak terlepas kondisi perekonomian dampak pandemi COVID-19, makanya dari sisi insan Bank Nagari mesti "kencangkan ikat pinggang" dalam situasi masyarakat saat ini.

Muhammad Irsyad menyebutkan, termasuk beban umum juga ditekan sehingga capaian target pada posisi akhir Desember 2020 sekitar 91,8 persen dan masih bisa dikendalikan.

Namun demikian tentu dari sisi kualitas kredit atau pembiayaan Non Performing Loan (NPL) pada Desember 2020 tercatat Rp565,59 miliar dalam artian disini bisa menekan angga NPL, dan kemudian dibandingkan dengan 2019, dan dalam pengendalian kredit cukup baik.

"Dalam hal ini tentu secara rasio NPL dari target ditetapkan sebesar 3,08 persen tetapi capaian bisa 2,89 persen. Ini satu kinerja cukup bagus sehingga dapat apresiasi dan menurut Otoritas Jasa Keuangan diberi penghargaan karena memang cukup bagus. Sebab dalam kondisi pandemi 2020 NPL cukup tinggi secara Indonesia bahkan dunia tetapi Bank Nagari mampu mengendalikan angka rasio NPL, artinya penyaluran kredit dan sistem bisa dikendalikan sedemikian rupa," katanya.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno memberi apresiasi dengan capaian kinerja Bank Nagari mesti dihadapkan dengan kondisi pandemi COVID-19 pada 2020, penyaluran kredit masih bisa tercapai, bahkan melebih dari target yang ditetapkan.

Kemudian laba bersih juga lebih dari yang direncanakan, begitu juga dalam pengendalian NPL di bawah target yang ditetapkan. "Kredit bertambah dari target, untuk pendapatan atau laba di atas target dan NPL di bawah target, artinya ini bagus. Kalau kredit banyak bermasalah atau macet tentu tidak bagus," katanya.

Menurut Irwan, yang perlu menjadi perhatian juga bagi manajemen Bank Nagari adalah pada sisi Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) karena masih di atas 80 persen, harus ada upaya keras untuk terus menekannya.