Targetkan produksi ikan air tawar Solok Selatan naik, tapi belum cukupi kebutuhan

id produksi ikan,solok selatan

Targetkan produksi ikan air tawar Solok Selatan naik, tapi belum cukupi kebutuhan

Petugas Balai Benih Induk (BBI) melakukan pengujian telur ikan lokal kulari sebelum dilakukan pembuahan untuk dikembangkan. (ANTARA/Erik Ifansya Akbar)

Padang Aro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat menargetkan produksi ikan air tawar pada 2021 sebanyak 1.810 ton, naik 1.730 ton dibanding 2020.

"Untuk mencapai target produksi ikan air tawar maka pemerintah setempat akan menyediakan bibit sebanyak tiga juta ekor dari dua Balai Benih Induk (BBI) untuk disebar kemasyarakat," Kepala Bidang Perikanan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Solok Selatan Denni Tri Putra di Padang Aro, Rabu.

Solok Selatan memiliki dua BBI yaitu di Pakan Selasa Kecamatan Pauh Duo dan Bariang Kecamatan Sangir.

Dia mengatakan, untuk produksi ikan air tawar masih mengandalkan jenis rayo dan nila sedangkan untuk jenis ikan lokal baru sebatas penyebaran untuk lubuk larangan.

Untuk jenis ikan lokal yang sudah mulai dikembangkan oleh pemerintah setempat yaitu jenis kulari atau yang biasa disebut warga sekitar dengan nama "gariang".

Untuk jenis ikan kulari ini pada 2020 sudah disebar oleh pemerintah di Kecamatan Sungai Pagu sebanyak enam ribu ekor hasil pembibitan BBI Pakan Selasa.

Sedangkan dari BBI Bariang jenis ikan kulari pada 2020 disebar di daerah Nagari Padang Limau Sundai Kecamatan Sangir Jujuan serta Jorong Sampu dan Tanggo Aka Kecamatan Sangir.

"Tahun ini akan disebar 40 ribu ekor ikan kulari di dua titik lubuk larangan di Kecamatan Sangir Balai Janggo," ujarnya.

Dia menyebutkan, konsumsi ikan masyarakat sekarang 31 kilogram perkapita pertahun.

Kebutuhan ikan di Solok Selatan lebih dari 5.000 ton setiap tahun sedangkan produksi tidak mencukupi sehingga harus didatangkan dari luar daerah.

Dia mengungkapkan, kendala masyarakat dalam membudayakan ikan yaitu masalah pakan yang mahal.

Sekarang katanya, sudah ada masyarakat yang membudidayakan pakan magot tetapi masih banyak petani yang belum.

"Sekarang sudah ada pengembangan magot di Solok Selatan tetapi produksinya belum banyak hanya sesuai pesanan," ujarnya.

Selain itu katanya, pada 2021 Pemkab Solok Selatan juga mendapat bantuan budidaya pakan alami magot satu paket sebesar Rp50 juta untuk sarana prasarana termasuk bibit. (*)