Tunggu hasil tes usap, PBM tatap muka di kabupaten Solok belum dimulai

id berita kabupaten solok,berita sumbar,sekolah

Tunggu hasil tes usap, PBM tatap muka di kabupaten Solok belum dimulai

SMKN 1 Lembah Gumanti, Kebupaten Solok. (AntaraSumbar/Laila Syafarud)

Untuk pelaksanaan tes usap atau tes cepat antigen sudah selesai dilakukan terhadap guru-guru tingkat SMK dan SMA di daerah itu, tetapi masih menunggu hasilnya baru bisa diizinkan memulai sekolah tatap muka,
Arosuka (ANTARA) - Proses belajar mengajar (PBM) secara tatap muka di Kabupaten Solok, Sumatera Barat masih belum dimulai karena para guru di sekolah itu menunggu hasil tes usap Corona Virus Disaese (COVID-19).

Kepala cabang Dinas Pendidikan wilayah III Sumbar (Kabupaten Solok, Kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan) Israr A saat dihubungi dari Arosuka, Senin, mengatakan sekolah tatap muka tingkat SMA atau SMK belum bisa dimulai karena para guru masih menunggu hasil tes usap atau tes cepat antigen.

"Untuk pelaksanaan tes usap atau tes cepat antigen sudah selesai dilakukan terhadap guru-guru tingkat SMK dan SMA di daerah itu, tetapi masih menunggu hasilnya baru bisa diizinkan memulai sekolah tatap muka," ujar Israr.

Israr menyebutkan jumlah SMK dan SMA di wilayah III Sumbar, yakni Kabupaten Solok, Kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan tersebut sebanyak 80 sekolah. "Kemudian seluruh guru di sekolah itu telah melakukan tes usap," ucap dia.

Selain itu, ia mengatakan terkait pelaksanaan tes usap dilakukan di beberapa Puskemas dan klinik terdekat. Kemudian ada juga yang melakukan tes usap langsung di beberapa sekolah.

Ia mengatakan Dinas Pendidikan Sumbar sebelumnya sudah menyiapkan SOP terkait pelaksanaan sekolah tatap muka yang mengacu surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, surat edaran gubernur Sumbar, dan surat edaran bupati Solok.

"Salah satunya yakni wajib melakukan tes usap bagi setiap guru sebelum PBM tatap muka," ujar dia.

Selanjutnya, harus ada surat pernyataan dari orang tua yang bersedia dengan pelaksanaan PBM tatap muka. Serta sekolah tidak boleh memaksakan sekiranya ada orang tua yang tidak setuju dan PBM tetap tetap dilakukan secara daring dari rumah.

Selain itu, kata Israr sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarana lengkap sesuai SOP COVID-19 berupa memakai masker, mengaktifkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), menerapkan jaga jarak saat belajar, menyediakan tempat cuci tangan, serta adanya Satgas COVID-19 di sekolah.

Kemudian terhadap guru di atas umur 45 tahun yang mempunyai penyakit bawaan seperti penyakit asma, jantung dan lainnya maka dibolehkan mengajar dari rumah guna mencegah penularan COVID-19.

Di samping itu, Kepala SMKN 1 Lembah Gumanti, Husni Lahar mengatakan seluruh guru di sekolah itu sudah melakukan tes usap dan masih menunggu hasilnya. Sehingga sekolah tetap dilakukan secara daring.

Ia juga mengatakan terkait persiapan PBM tatap muka di masa pandemi COVID-19, sekolah itu menerapkan sistem pembelajaran per shif untuk mencegah kerumunan, yakni 50 persen dari jumlah siswa per kelas. Misalnya jika biasanya 30 siswa per kelas saat ini hanya 15 orang per kelas dan 15 orang lainnya tetap menerapkan sekolah daring di rumah.

"Kemudian di sekolah juga menyediakan alat ukur suhu tubuh. Jika sekiranya ada yang di atas 38 suhu tubuhnya maka disuruh pulang," kata dia.

Ia mengatakan akibat pandemi COVID-19, SMKN 1 Lembah Gumanti menerapkan sekolah daring sejak Maret 2020. Kendati demikian, jumlah kehadiran siswa di atas 90 persen. Ada juga beberapa siswa yang tidak mengikuti sekolah daring karena terkendala jaringan yang susah di rumahnya, sehingga siswa tersebut terpaksa belajar secara luring untuk menjemput tugas ke sekolah.

"Alhamdulillah sekolah kita ini termasuk Center of Excellence (COE) merupakan sekolah unggul dari kementerian. Sehingga pelaksanaan PBM tetap dipantau oleh Dinas Pendidikan Sumbar," ujar dia.

Ia menyebutkan jumlah siswa di SMKN 1 Lembah Gumanti itu sebanyak 751 orang dan guru 51 orang. SMKN 1 Lembah Gumanti merupakan sekolah kelompok pariwisata dengan kompetensi keahlian berupa perhotelan, tata busana, tata boga dan administrasi perkantoran.

Ia berharap sekolah tatap muka segera dimulai. Karena tidak hanya guru, bahkan siswa juga merindukan sekolah tatap muka. Apalagi SMK memang tergantung dengan belajar tatap muka karena lebih banyak praktek.

"Bahkan berdasarkan surat pernyataan dari orang tua, banyak orang tua yang bersedia anaknya kembali sekolah tatap muka," kata dia.

Selain itu, Kepala Bagian Humas Kabupaten Solok, Syofiar Syam mengatakan sampai saat ini guru tingkat PAUD, SD, SMP, MIN, dan MTs di daerah itu masih belajar secara daring karena guru melakukan tes usap COVID-19 sebelum pelaksanaan sekolah tatap muka.