Rektor UNP paparkan tentang revolusi mental pada webinar Nasional

id UNP, revolusi mental, pancasila, kampus merdeka

Rektor UNP paparkan tentang revolusi mental pada webinar Nasional

Rektor UNP Prof. Ganefri (ANTARA/Ist)

Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Ganefri, Ph.D memaparkan tentang revolusi mental saat menjadi narasumber pada Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Pancasila UNP pada Sabtu (12/12).

Rektor mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan revolusi mental karena sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi yang begitu pesat maka kita membutuhkan bagaimana pola pikir bangsa kedepan.

"Tentu diawali dari mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa kedepan yang kita lihat saat ini di tengah kemajuan revolusi industri dan di tengah pandemi COVID-19 masih terus menjadi ancaman dan kita lihat juga bagaimana timbulnya intoleransi dan krisis nilai yang kita alami saat ini, kadang kita merasakan negara kita ada tapi tidak hadir," kata Rektor.

Oleh sebab itu makna revolusi mental menurutnya adalah suatu gerakan seluruh masyarakat (pemerintah dan rakyat) dengan cara yang cepat untuk mengangkat kembali nilai-nilai strategis yang diperlukan oleh bangsa dan negara untuk mampu menciptakan ketertiban dan kesejahteraan rakyat sehingga dapat memenangkan persaingan di era globalisasi.

"Kita lihat baru-baru ini banyak pejabat negara kita yang tersangkut dalam berbagai tindakan kriminal terutama korupsi yang merupakan krisis moral dari pemimpin kita namun ini tidak bisa kita samakan karena sifatnya personal," kata dia.

Ia mengatakan bahwa revolusi mental juga dapat diartikan sebagai gerakan mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku setiap orang untuk berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa di dunia.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pola pikir sangat mempengaruhi terhadap tindakan yang akan dilakukan kedepan dan dengan kompetisi yang begitu ketat maka jika tidak ingin tertinggal, kita tidak boleh lengah.

Sementara itu, konsep revolusi mental itu diawali dengan gerakan hidup baru, cara pandang, cara pikir, cara kerja yang berorientasi kepada nilai-nilai yang terkandung di NKRI, tambahnya.

"Tujuan revolusi mental yaitu mengubah cara pandang, cara pikir , sikap, perilaku dan cara kerja tentu berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia," tuturnya.

Selain itu juga untuk membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar untuk berpotensi menjadi bangsa maju dan modern dengan fondasi tiga pilar Trisakti.

Kemudian, ia mengatakan saat ini bangsa Indonesia mengalami tiga permasalahan yakni kewibawaan negara yang merosot, daya saing yang rendah, dan intoleransi yang terus mengancam persatuan bangsa. Jika ini dibiarkan maka akan terjadi desintegrasi bangsa yang akan mengoyak persatuan nasional dan mengancam eksistensi NKRI.

Dikatannya, tanpa disadari paham-paham yang menonjolkan identitas-identitas akan berakibat kepada timbulnya intoleransi dan bisa menimbulkan perpecahan pada bangsa ini. Oleh sebab itu kita harus menyadari bila ada isu-isu yang bisa mengancam perpecahan bangsa harus dilawan.

"Sebagai mahasiswa kita harus tetap bertanggung jawab, sebagai insan akademik kita harus tetap bisa menjaga bagaimana negara kesatuan RI bisa tumbuh berkembang, kita harus bersatu ditengah perbedaan karena negara kita adalah negara yang majemuk dengan multikultural," tambahnya.