PKM UNP sosialisasikan nilai-nilai Pancasila pada organisasi pemuda di Payakumbuh

id berita padang,berita sumbar,pancasila

PKM UNP sosialisasikan nilai-nilai Pancasila pada organisasi pemuda di Payakumbuh

Tangkapan layar kegiatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila pada organisasi pemuda di Kota Payakumbuh. (antarasumbar/Istimewa)

Tujuan kegiatan agar pemuda di daerah itu memahami berbagai persoalan pembudayaan nilai-nilai Pancasila,
Padang (ANTARA) - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang merupakan dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Universitas Negeri Padang (UNP) menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada organisasi kepemudaan yang ada di Kota Payakumbuh dalam rangka membudayakan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda.

Ketua Tim PKM UNP Dr. Junaidi Indrawadi, M.Pd, di Padang, Jumat, mengatakan bahwa karena terkendala pandemi COVID-19 maka kegiatan tersebut dilakukan secara daring.

Tujuan kegiatan agar pemuda di daerah itu memahami berbagai persoalan pembudayaan nilai-nilai Pancasila.

"Ada lima cara membudayakan nilai-nilai Pancasila pada mereka, pertama memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap berbagai masalah sosial yang dihadapi generasi muda secara nasional, lokal dan yang terjadi di sekitar lingkungan mereka," katanya.

Kedua, memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap dampak dari permasalahan sosial yang terjadi, khususnya untuk generasi muda dan masyarakat sekitar mereka.

Kemudian ketiga, mengajak pemuda ikut terlibat aktif menggali nilai-nilai luhur kearifan lokal yang ada dan berkembang dalam masyarakat Payakumbuh. Keempat, pemuda dilibatkan secara aktif mengekplorasi nilai-nilai luhur bangsa yang bersumber dari Pancasila.

Terakhir, tim pengabdi merancang suatu model yang tepat untuk digunakan dalam proses pembudayaan nila-nlai luhur Pancasila melalui kearifan lokal.

Ada tiga narasumber yang memaparkan materi, pemateri pertama Dr. Maria Montessori, M.Ed., M.Si dengan materi Pancasila sebagai sumber nilai.

Ia mengupas secara mendalam mulai dari defenisi nilai, nilai dasar, nilai instrumental, ciri-ciri nilai, macam-macam nilai, implementasi nilai dan makna nilai dalam Pancasila.

Pemateri kedua Dr. Isnarmi, M.Pd., MA. mengupas secara mendalam Refleksi Nilai Ketuhanan dalam Pancasila.

Pembahasan dimulai dari Kedudukan Sila-sila Pancasila, dimensi utama dalam Pancasila, Dimensi Kemanusiaan dalam Pancasila, Hubungan dengan Tuhan sebagai Pencipta dan Implementasi dalam Kehidupan.

Pemateri ketiga, memaparan tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender sebagai Wujud dan Implementasi Nilai-nilai Pancasila yang disampaikan Dr. Fatmariza, M.Hum.

Ia mengawali paparannya dengan menjelaskan defenisi gender, beda gender dengan sex, kesetaraan gender, keadilan gender, nilai-nilai Pancasila sebagai wujud kesetaraan gender dan implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Junaidi mengatakan bahwa semua sesi mendapat respon luar biasa dari peserta. Hampir semua peserta berperan aktif menyampaikan pendapatnya.

Bagi mereka hal ini sangat menarik karena bila dikaitkan dengan realitas kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini adakalanya nilai-nilai ideal ini masih ”jauh panggang dari api”.

Namun, menurutnya para pemuda juga menyadari akan urgennya nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai alat pemersatu.

"Rasa optimis dan juga rasa pesimis muncul dalam sesi diskusi. Ada yang optimis bahwa nilai-nilai luhur Pancasila akan terimplementasi dengan baik apabila semua warga negara menyadari akan penting Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dalam masyarakat Indonesia multikultural," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa para peserta yakin Indonesia akan menjadi lebih aman, lebih makmur dan sejahtera apabila nilai-nilai Pancasila benar-benar terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari.

Namun disisi lain ada juga yang pesimis, dengan melihat kondisi kekinian masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Lebih lanjut, ia mengatakan peserta juga berargumen bahwa sekarang kita kehilangan figur yang bisa dijadikan teladan. Kita tidak lagi melihat figur Mohommad Hatta, Agus Salim, Hamka dan lain-lain.

Sekarang kepentingan politik lebih dominan dari pada kepentingan masyarakat.

Disisi lain masalah korupsi, kolusi dan nepotisme, anarki, dan perilaku menyimpang seperti, narkoba, pergaulan bebas, LGBT dan lain-lain juga berkembang pesat, lanjutnya.