New York, (ANTARA) - Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mencatatkan kenaikan tiga hari berturut-turut, saat selera risiko meningkat menyusul berita positif tentang kandidat vaksin COVID-19, dengan patokan minyak global Brent sempat menyentuh level tertinggi lebih dari dua bulan di atas 45 dolar AS per barel.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik 19 sen atau 0,4 persen menjadi menetap di 43,80 dolar AS per barel, setelah di awal perdagangan sempat mencapai tertinggi sesi 45,30 dolar AS -- pertama kali telah melewati ambang 45 dolar AS sejak awal September.
Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember menguat sembilan sen menjadi ditutup pada 41,45 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi tertinggi di 43,06 dolar AS.
Harga Brent dan WTI telah naik sekitar 11 persen sejauh minggu ini setelah data uji coba awal menunjukkan vaksin COVID-19 eksperimental yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech Jerman 90 persen efektif.
Harapan vaksin COVID-19 telah meningkatkan permintaan namun kemudian mundur ketika kekhawatiran tentang meningkatnya kasus mengambil alih berita bullish. Kekhawatiran tentang meningkatnya kasus membebani pasar.
“Jumlah rekor kasus cukup untuk membuat semua orang kembali ke kenyataan,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
Harapan bahwa vaksin dapat memulihkan permintaan bahan bakar transportasi sangat penting untuk minyak, kata John Kilduff, mitra pendiri di Again Capital.
“Transportasi di seluruh negeri telah begitu terpengaruh oleh pandemi sehingga melewatinya akan membangkitkan kembali permintaan bahan bakar tersebut, yang dibutuhkan oleh kompleks perminyakan.”
Pembatasan yang diperbarui di Eropa dan Amerika Serikat untuk memerangi virus corona telah memperlambat pemulihan permintaan bahan bakar, mengimbangi rebound di negara-negara Asia di mana konsumsi hampir kembali ke tingkat sebelum COVID.
Stok minyak mentah AS pekan lalu turun 5,1 juta barel menjadi sekitar 482 juta barel, data kelompok industri menunjukkan pada Selasa (10/11/2020), dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 913.000 barel dalam jajak pendapat para analis Reuters.
Data pemerintah akan dikeluarkan pada Kamis waktu setempat, ditunda sehari karena liburan Hari Veteran AS pada Rabu (10/11/2020).
Menteri energi Aljazair mengatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya dapat memperpanjang pengurangan produksi minyak hingga 2021, atau bahkan memperdalamnya. Menteri energi Arab Saudi telah mengatakan pada Senin (9/11/2020) bahwa perjanjian pasokan dapat "diubah". (*)
Berita Terkait
Pertamina cek kualitas BBM dua SPBU di Kota Padang
Jumat, 5 April 2024 19:12 Wib
Antisipasi tumpahan minyak di perairan Dumai
Rabu, 3 April 2024 21:19 Wib
Kilang Balikpapan tingkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel
Minggu, 31 Maret 2024 11:46 Wib
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib