Permintaan ikan nila-mas di Agam berkurang selama COVID-19

id Agam, ikan, dampak covid, harga stabil, daya beli masyarakat

Permintaan ikan nila-mas di Agam berkurang selama COVID-19

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Ermanto. (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung (ANTARA) - Permintaan ikan nila dan mas di Kabupaten Agam, Sumatera Barat berkurang sekitar 50 persen selama pandemi COVID-19 akibat kunjungan rumah makan berkurang semenjak beberapa bulan terakhir.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung, Jumat, mengatakan berkurang permintaan dari 10 ton per hari menjadi lima ton per hari dari pedagang pengumpul di sejumlah daerah.

"Kondisi ini terjadi semenjak beberapa bulan terakhir setelah pandemi COVID-19 melanda Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, menurut permintaan ini terjadi akibat daya beli di rumah makan di Agam, maupun kabupaten dan kota di Sumbar berkurang semenjak pandemi.

"Daya beli masyarakat untuk ikan nila dan mas juga berkurang. Harga ikan nila tingkat pedagang Rp25 ribu per kilogram dan ikan mas Rp35 ribu per kilogram," katanya.

Ia menambahkan untuk daya beli ikan lele masih bagus, karena kebutuhan bahan baku pical lele dan harga juga murah Rp22 ribu per kilogram.

Produksi ikan di Agam selama Januari sampai Juni 2020 sebanyak 9.500,83 ton, berasal dari ikan nila 7.588,49 ton, ikan mas 1.357,62 ton, ikan lele 358,52 ton, ikan gurami 117,49 ton dan ikan jenis lainnya 78,71 ton.

Salah seorang pedagang ikan di Pasar Serikat Lubukbasung Garagahan, Ernawari mengakui ikan dagangnya hanya habis 25 kilogram per hari.

Sedangkan sebelum pandemi bisa mencapai 40 sampai 50 kilogram per hari.

"Kurangnya daya beli tidak saja untuk ikan nila, namun terjadi untuk kebutuhan lainnya," katanya. (*)