Dinilai efektif, DLH Padang akan tambah jumlah kubus apung tahan sampah

id Berita Padang, berita Sumbar, dlh Padang

Dinilai efektif, DLH Padang akan tambah jumlah kubus apung tahan sampah

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Sumatera Barat, Mairizon (Antara/Laila Syafarud)

Padang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Sumatera Barat akan menambah jumlah pemasangan kubus apung karena dinilai efektif menahan sampah yang masuk ke laut.

"Setelah dilakukan pemasangan kubus apung di bawah banjir kanal jembatan Rasuna Said, Padang, memang efektif menahan sampah," kata Kepala DLH Kota Padang Mairizon, di Padang, Jumat.

Ia menyebutkan dalam waktu tiga hari, kubus apung dapat menahan sebanyak sembilan kubik sampah atau satu mobil truk penuh yang langsung diantarkan ke TPS. Bahkan dalam kondisi normal sangat efektif menangkap sampah yang mengalir dari aliran sungai di badan air.

Biasanya, kata dia sebelum dilakukan pemasangan kubus apung, sampah yang dibuang oleh masyarakat ke sungai langsung menumpuk ke laut saat hujan deras.

"Kendati curah hujan terus meningkat, tetapi setelah dilakukan pemasangan kubus apung sejak sebulan ini memang efektif mengurangi sampah yang masuk ke laut, paling banyak sekitar 5 persen," kata dia.

Karena setiap sampah yang tertahan oleh kubus apung langsung dibersihkan petugas DLH menggunakan sampan.

Ia merencanakan ke depannya akan ada penambahan kubus apung lagi pada 2021.

"Karena terkendala anggaran jadi belum bisa memesan jumlah banyak," kata dia.

Lebih lanjut ia menyebutkan harga kubus apung itu bisa mencapai Rp495 juta tergantung pada panjang kubus apung itu sendiri.

"Kalau harga kubus apung yang kita pasang sebelumnya sekitar Rp490 juta dengan panjang sekitar 50 meter," kata dia.

Namun kabar baiknya, beberapa hari lalu ia mendapat kabar dari camat Padang Selatan bahwa akan ada bantuan untuk pemasangan kubus apung di daerah Batang Harau.

"Mungkin karena melihat perkembangan dari pemasangan kubus apung di bawah banjir kanal jembatan Rasuna Said Padang mulai berhasil maka donatur tertarik untuk mendonasikan kubus apung," kata dia.

Lebih lanjut, menurut dia sebenarnya konsep pemasangan kubus apung itu tidak hanya di bagian hilir sungai saja, tetapi harus dibuat berbentuk segmen.

"Contohnya di Batang Harau misalnya, dibuat semacam tiga segmen atau empat segmen. Dengan demikian nanti kita bisa mengetahui kiranya di daerah bagian mana sampah itu banyak bertumpuk," kata dia.

Ia mengatakan sebelumnya memang terjadi kerusakan pada kubus apung karena saat hujan deras kubus apung tetap terpasang. Seharusnya kubus apung itu mesti dibuka karena tidak mampu menahan aliran air sungai yang besar.

Sehingga dilakukan pemindahan letak kubus apung dari Banda Bakali ke banjir kanal jembatan Rasuna Said.

"Ke depannya pada saat hujan besar maka kubus apung akan dibuka," kata dia.

Terakhir, ia mengimbau agar masyarakat berperan aktif dalam mengelola sampah dan tidak lagi membuang sampah di sembarangan tempat, termasuk ke sungai.

"Kami sudah menyediakan lembaga pengelola sampah (LPS) di setiap kelurahan. Maka diminta partisipasi masyarakat untuk ikut bergabung agar tidak membuang sampah ke sembarangan tempat, apalagi ke sungai," kata dia.