Jalan provinsi Padang Pariaman-Agam via Sungai Geringging terancam putus

id berita padang pariaman, berita sumbar, jalan amblas

Jalan provinsi Padang Pariaman-Agam via Sungai Geringging terancam putus

Kondisi jalan provinsi di Luhuang, Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar yang menghubungkan antara Padang Pariaman dengan Agam. (Antara/Aadiat M S)

Parit Malintang, (ANTARA) - Jalan provinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Padang Pariaman dengan Agam, Sumatera Barat terancam putus karena amblasnya bahu jalan di Luhuang, Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging, Padang Pariaman akibat tingginya debit air yang menghantam lokasi itu ketika hujan lebat.

"Amblasnya bahu jalan ini pada sore kemarin sekitar pukul 17.00 WIB yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dan debit air dari hulu," kata Kapolsek Sungai Geringging Iptu Anazrul di Sungai Geringging, Sabtu.

Setidaknya air hujan terkumpul sepanjang tiga kilometer sehingga apabila terjadi hujan lebat selokan tidak mampu menampung tingginya debit air dan jalan tersebut terlihat seperti sungai.

Di lokasi jalan amblas pun air tergenang sekitar 50 centimeter sehingga berakibat pada struktur tanah dan beton penahan jalan tidak mampu menahan tingginya debit air yang menghantamnya.

Ia mengatakan guna mengantisipasi terjadinya korban pihaknya bersama warga setempat memasang pembatas serta melarang kendaraan yang bertonase besar melintasi daerah itu.

Ia mengimbau pengendara yang melintasi daerah itu untuk berhati-hati ketika melintasi lokasi amblas karena lokasinya merupakan jurang di sisi kanan dan kiri serta melihat kondisi amblasnya yang sudah mulai memakan badan jalan.

Sementara itu tokoh masyarakat setempat Rinaldi Riyan meminta perhatian pemerintah karena permasalahan tingginya debit air di jalan di daerah tersebut ketika hujan dapat membahayakan pengendara.

Hal tersebut karena ketika hujan turun, jalan di daerah itu terlihat seperti sungai sehingga tidak jarang kendaraan yang melintasinya mogok dan bahkan pengendaranya jatuh karena tidak bisa menahan kuatnya arus air.

"Memang ada rencana pemerintah untuk membagi aliran air di jalan sehingga debitnya tidak sebesar sekarang dan memperbaiki lokasi yang amblas karena saat itu sudah memprihatinkan namun mungkin karena COVID-19 rencana itu ditunda," katanya.

Ia berharap pemerintah provinsi segera menangani amblasnya jalan tersebut sebab jalan itu merupakan akses utama warga baik untuk perekonomian di antaranya perdagangan dan membawa hasil pertanian, maupun menuju pusat pemerintahan dan pusat layanan kesehatan.

Meskipun terdapat jalan alternatif namun jarak yang ditempuh semakin jauh serta kondisi jalannya tidak representatif seperti akses jalan yang sekarang.