Ini pohon kayu terbesar di dunia yang tumbuh di Agam, miliki 516 meter kubik, berdasarkan rumus kubi kasi

id berita agam,berita sumbar,kayu besar

Ini pohon kayu terbesar di dunia yang tumbuh di Agam, miliki 516 meter kubik, berdasarkan rumus kubi kasi

Petugas BKSDA Sumbar sedang mengukur pohon kayu besar di hutan rakyat Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupatem Agam, Kamis (20/8). (antarasumbar/Yusrizal.)

Ini berdasarkan rumus kubi kasi kayu yang kami gunakan dengan memakai diameter dan tinggi bebas cabang,
Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, menyatakan pohon kayu medang (Litsea Sp) sebagai pohon terbesar di dunia yang tumbuh terjaga di hutan rakyat Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, memiliki 516 meter kubik.

"Ini berdasarkan rumus kubi kasi kayu yang kami gunakan dengan memakai diameter dan tinggi bebas cabang," kata Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar, Ade Putra di Lubukbasung, Kamis.

Ia menambahkan, pohon kayu itu memiliki diameter 4,6 meter, lingkaran 14 meter, tinggi bebas cabang 34 meter dan tinggi sebenarnya lebih dari 50 meter.

Diperkirakan pohon kayu itu berusia sekitar 560 tahun dan ini berdasarkan rumus mencari usia kayu yang dipakai.

"Pohon kayu ini merupakan yang terbesar di Indonesia, bahkan di dunia karena kayu tane mahota di Selandia Baru dengan ukuran 4,4 meter," ujarnya.

Ia menambahkan, pohon kayu itu tumbuh di hutan rakyat dan terjaga dengan baik oleh masyarakat.

Ini bentuk kearifan lokal dari masyarakat setempat, sehingga pohon kayu itu terjaga dengan baik sampai besar.

"Kalau di hutan lindung ditemukan pohon kayu besar itu hal biasa, namun tumbuh di hutan rakyat hal luar biasa," katanya.

Wali Nagari Koto Malintang, Naziruddin menambahkan pohon kayu itu pertama kali ditemukan pada 2013 setelah dirinya dilantik menjadi wali nagari atau kepala desa adat setempat.

Saat itu pihaknya mencoba mencari potensi yang ada di hutan rakyat di daerah itu.

"Pertama kali ditemukan, di itu lokasi banyak tumbuh pohon kayu dengan ukuran kecil, sehingga pihaknya terkejut melihat pohon kayu terbesar itu," tambahnya.

Di hutan rakyat itu, lanjutnya penerima Kalpataru 2013 ditemukan enam pohon kayu berukuran besar dan paling besar ada satu pohon.

Selebihnya hanya berdiamater dua sampai tiga meter.

Kedepan, lokasi ini akan dijadikan sebagai destinasi wisata dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Selama ini wisatawan hanya berkunjung ke Museum Buya Hamka dan setelah itu langsung ke Bukittinggi. Dengan adanya destinasi itu, maka wisatawan bisa berkunjung ke kayu besar," katanya. ***3***