Palestina sebut kesepakatan Israel-UAE sebagai "pengkhianatan"

id Palestina,kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab dan Israel,penjualan habis-habisan

Palestina sebut kesepakatan Israel-UAE sebagai "pengkhianatan"

Arsip: Seorang pria Palestina berargumen dengan tentara Israel saat protes atas rencana Israel untuk aneksasi bagian yang diduduki di Tepi Barat, di Lembah Jordan, Rabu (24/6/2020). Foto diambil tanggal 24 Juni 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokman/aww/cfo)

Ramallah, (ANTARA) - Veteran perunding Palestina menyebut kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab (UAE) dan Israel sebagai satu "pengkhianatan sepenuhnya" pada rakyat Palestina.

Berdasarkan kesepakatan, yang diperantarai oleh Amerika Serikat sekaligus yang pertama antara Israel dan Negara Teluk Arab, Israel setuju untuk menunda rencana aneksasi mereka terhadap Tepi Barat yang diduduki, yang diimpikan oleh rakyat Palestina sebagai bagian dari negara merdeka di masa depan.

Ditanya apakah Otoritas Palestina (PA) atau Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengetahui akan ada kesepakatan tersebut, Hanan Ashrawi mengatakan kepada Reuters: "Tidak. PLO, PA dan para pimpinan Palestina tidak mengetahui bahwa ini akan terjadi. Kami dibutakan. Kesepakatan rahasia mereka kini terkuak. Ini sebuah pengkhianatan yang menyeluruh."

Baca juga: Penguasa de facto UAE jalin hubungan bilateral dengan Israel

Sebelumnya Putra Mahkota Abu Dhabi, penguasa riil UAE, Syekh Mohammed bin Zayed mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Netanyahu.

Dari pembicaraan itu muncullah kesepakatan untuk menghentikan aneksasi yang sudah direncanakan oleh Israel atas wilayah Palestina.

Sejumlah pemimpin negara di dunia, kecuali Donald Trump, menentang tindakan Israel menganeksasi wilayah itu. Indonesia termasuk salah satu negara yang berjuang keras untuk menghentikan langkah Israel yang akan semakin menyengsarakan rakyat Palestina. (*)