Wawako Payakumbuh akan perjuangkan UMKM makanan khas tradisional masuk seluruh instansi

id berita payakumbuh,berita sumbar,makanan,tradisional

Wawako Payakumbuh akan perjuangkan UMKM makanan khas tradisional masuk seluruh instansi

Wakil Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Erwin Yunaz ikut masak makanan tradisional. (antarasumbar/Istimewa)

Saya juga akan mengupayakan serta mengimbau kepada instansi-instansi untuk penggunaan produk lokal,
Payakumbuh (ANTARA) - Wakil Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Erwin Yunaz akan memperjuangkan makanan olahan khas Minangkabau bisa masuk dan digunakan di seluruh instansi khususnya pemerintah di kota itu.

"Saya juga akan mengupayakan serta mengimbau kepada instansi-instansi untuk penggunaan produk lokal," kata dia saat mengunjungi usaha rumahan olahan makanan tradisional Panyaram Entuna di Jalan Rasuna Said No.8 Balai Batimah Tiakar RT/RW 01/02 Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Kamis.

Ia menambahkan penggunaan produk lokal di instansi tersebut tentunya akan menambah penjualan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Selain itu, pihaknya juga akan memberi perhatian dengan memudahkan dan membimbing setiap pelaku usaha untuk mendapatkan izin. Serta untuk meningkatkan kualitas dari olahan tersebut.

Kemudian, ujar dia pihaknya juga membantu pelaku usaha tersebut terdaftar diusaha IKM Pemda dan pihaknya akan melibatkan dalam pelatihan-pelatihan serta pembinaan.

"Kami akan lakukan evaluasi terkait ketahanan produk. Dimana saat ini masih dikemas secara tradisional, dan kami akan uji dulu. Dan kami dari Pemerintah Daerah mendukung dalam meningkatkan kualitas dan meningkatkan produk serta kemasan yang baik," jelasnya.

Pemilik usaha Panyaram Entuna Elmisdar mengatakan jumlah produksinya mencapai 10 ribu buah perhari dengan pekerja sebanyak delapan orang.

Sedikitnya, ada 60 kilogram beras yang ditumbuk menjadi tepung sebagai bahan olahan makanan khas Minangkabau ini setiap harinya.

Meski pada awal-awal COVID-19 mewabah di Indonesia dan membuat kecemasan dimasyarakat, usaha olahan rumahan kue Panyaram Entuna sempat beberapa minggu tidak berproduksi, namun kini sudah bangkit kembali dan mampu bertahan di tengah melambatnya perekonomian global.

"Mulai bangkit tepatnya usai lebaran haji kemarin. Dan saat pendemi memang sempat berhenti produksi, mulai dua minggu jelang puasa dan jelang lebaran Idul Fitri 1441 H," kata dia.

Elmisdar menyebutkan sudah menggeluti usaha panyaram sejak tahun 90an, karena sempat tidak berproduksi menjelang puasa dan idul fitri 1441 H sehingga dirinya mengalami kerugian mencapai jutaan.

"Kerugian, jutaan lah. Dan beruntungnya jauh-jauh hari kita sudah menyisikan uang untuk THR anggota, sehingga pada saat lebaran datang kita tinggal membagikan saja lagi," ujarnya.

Ia menerangkan panyaram olahannya ini sudah dikirim ke beberapa daerah di luar Sumbar mulai dari Riau, Jambi, Bengkulu, Sumut, dan berbagai daerah lainnya di Indonesia.

Bahkan tidak sedikit dijadikan buah tangan bagi para perantau Minang yang tersebar di berbagai negara di belahan Dunia.

"Rasanya tidak berubah dari awal ini ada. Harganya untuk bungkus yang kecil sebanyak 12 buah Rp lima ribu, dan yang besar Rp10 ribu," sebutnya. (*)