Target pendapatan Payakumbuh di APBD perubahan 2020 menurun hingga Rp78 Miliar

id berita payakumbuh,berita sumbar,APBD perubahan

Target pendapatan Payakumbuh di APBD perubahan 2020 menurun hingga Rp78 Miliar

Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi saat menandatangani nota kesepakatan perubahan kebijakan umum anggaran pendapatan belanja daerah 2020, Rabu (12/8). (Antarasumbar/Akmal Saputra)

Memang ada kekurangan-kekurangan, contohnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Payakumbuh yang kurang maksimal,
Payakumbuh (ANTARA) - Target pendapatan Kota Payakumbuh, Sumatera Barat pada anggaran perubahan 2020 ini menurun sampai dengan Rp78 Miliar dari target yang sebelumnya yang telah ditentukan.

Hal tersebut dituangkan dalam perubahan kebijakan umum APBD 2020 yang telah disepakati Pemkot Payakumbuh dan DPRD Payakumbuh saat Rapat Paripurna di gedung DPRD Payakumbuh, Rabu (12/8).

Dalam nota kesepakatan tersebut, target pendapatan daerah Kota Payakumbuh di perubahan anggaran 2020 sebesar Rp707.752.355.814 yang sebelumnya sebesar Rp785.766.149.857 atau berkurang sebesar Rp78.013.794.043.

Pendapatan yang berkurang tersebut, berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Untuk PAD, pada perubahan anggaran ditargetkan sebesar Rp98.504.842.591 atau berkurang Rp23.745.280.266 dari sebelumnya yang ditargetkan Rp122.250.122.857.

Sedangkan dana perimbangan juga berkurang sebesar Rp53.083.991.587 dari target awal Rp579.307.233.000 menjadi Rp526.223.241.413. Terakhir dari lain-lain pendapatan daerah yang sah lebih berkurang satu miliar.

Untuk belanja daerah juga mengalami penurunan lebih dari Rp91 miliar dari target awal lebih dari Rp841 miliar menjadi Rp750 miliar.

Berarti, pada perubahan anggaran ini, Kota Payakumbuh mengalami defisit kurang lebih Rp42 miliar. Namun, defisit ini berkurang Rp13 miliar dari anggaran awal yang defisitnya mencapai Rp55 miliar lebih.

Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi mengatakan anggaran di Pemerintah Kota Payakumbuh masih dapat dikatakan terkendali, karena dengan anggaran yang ada urusan wajib di daerahnya masih dapat terpenuhi.

"Memang ada kekurangan-kekurangan, contohnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Payakumbuh yang kurang maksimal, sebab hanya tiga bulan dan juga tidak dalam jumlah besar," tambah dia.

Ia mengakui defisit anggaran di Payakumbuh memang cukup tinggi karena banyaknya anggaran yang direfokusing untuk penanganan pandemi COVID-19.

"Tapi masih dalam batas toleransi yang masih dikendalikan. Dan masih bisa menyelamatkan kebutuhan anggaran yang telah diproyeksikan untuk sampai akhir tahun ini," sebutnya. (*)