Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian berupaya mendongkrak kinerja industri kosmetik dengan mendorong pelaku industri kecantikan untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal sebagai bahan baku, mengingat Indonesia kaya dengan keanekaragaman hayati.
Langkah itu juga memacu substitusi impor dan mewujudkan kemandirian nasional.
“Untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas industri kosmetik kita, salah satu strategi yang dilakukan adalah pengoptimalan teknologi agar bisa menghasilkan inovasi. Hal ini sesuai dengan arah peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai kesiapan kita memasuki era industri 4.0,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi Doddy lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.
Doddy menegaskan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di bawah BPPI Kemenperin, yakni Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) yang berlokasi di Jakarta memiliki fokus litbang pada sediaan kosmetik atau farmasi berbasis bahan alam.
Berdasarkan definisi dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, kosmetik adalah suatu bahan yang digunakan pada tubuh manusia atau bagian tubuh manusia yang berfungsi untuk membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan.
“Produk kosmetik saat ini menjadi sebuah tren atau gaya hidup, dan konsumennya tidak hanya kaum perempuan saja. Selain itu, konsumen semakin menggemari produk perawatan kulit (skincare) yang back to nature,” tutur Doddy.
Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara penghasil produk jamu dan kosmetik berbahan alami lainnya seperti China, Malaysia, maupun Thailand.
“Indonesia memiliki potensi tanaman obat yang banyak tumbuh di berbagai wilayah dengan jumlah sekitar 30.000 spesies dari 40.000 spesies tanaman obat di dunia dan juga sangat prospektif untuk dikembangkan karena kebutuhan yang cukup potensial di pasar lokal maupun global,” imbuhnya.
Merujuk data BPS, pada triwulan I tahun 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59 persen.
Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus 317 juta dolar AS pada semester I-2020 atau naik 15,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Indikator tersebut menunjukkan bahwa industri farmasi Indonesia tumbuh dengan pesat dan mampu menyediakan sekitar 70 persen dari kebutuhan obat dalam negeri,” ujar Doddy.
Berita Terkait
BPOM tindak tegas pelaku usaha kosmetik curang dengan modus miliki izin
Kamis, 21 September 2023 6:25 Wib
Anggota DPR RI ajak warga teliti sebelum konsumsi obat dan makanan
Rabu, 9 Agustus 2023 17:12 Wib
Legislator RI: Warga Bukittinggi harus cerdas konsumsi makanan, obat dan kosmetik
Kamis, 8 Juni 2023 20:02 Wib
Legislator minta pengelola gudang kosmetik berbahaya ditindak tegas
Sabtu, 17 September 2022 17:42 Wib
BBPOM Padang tindak empat kasus perdagangan obat dan kosmetik
Senin, 29 Agustus 2022 18:18 Wib
Loka POM Payakumbuh temukan 88 produk kosmetik ilegal dalam aksi penertiban pasar
Kamis, 4 Agustus 2022 14:08 Wib
BBPOM Tertibkan Kosmetik Ilegal yang Beredar di Pasar Raya Solok
Kamis, 28 Juli 2022 19:46 Wib
Warga Batam diminta waspada, BPOM temukan banyak produk kosmetik dan pangan ilegal
Senin, 25 Juli 2022 11:41 Wib