Jakarta, (ANTARA) - Sebagian orang percaya bahwa penggunaan aroma terapi bisa meningkatkan kualitas dan mengatasi gangguan tidur di malam hari, namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar sebab belum ada penelitian ilmiah yang membuktikannya.
Dokter spesialis anak dr. Eugenia Permatami Herwansyah, SpA mengatakan penelitian seputar aroma terapi untuk meningkatkan kualitas tidur masih sangat terbatas sehingga belum dapat dibuktikan secara ilmiah kebenarannya.
"Itu penelitiannya masih terbatas banget. Aroma terapi ini penggunaannya tidak secara langsung tapi sifatnya memang membuat rileks, nyaman dan ada kaitannya dengan menenangkan," ujar dr. Eugenia dalam bincang-bincang daring pada Kamis (30/7).
"Ketika mood-nya sudah bagus dan merasa nyaman tentu tidurnya akan lebih baik. Kalau secara datanya masih sedikit sekali yang membuktikan kalau aroma terapi meningkatkan kualitas tidur," kata dr. Eugenia melanjutkan.
Untuk meningkatkan kualitas tidur khususnya terhadap anak-anak, yang bisa dilakukan adalah mengatur jam makan, menghindari konsumsi kafein menjelang tidur serta tidak menggunakan gawai karena paparan sinarnya dapat menghambat munculnya hormon tidur.
"Jangka waktu empat sampai enam jam sebelum tidur jangan mengkonsumsi kafein, kemudian untuk makan besar disarankan maksimal dua jam sebelum tidur karena kan perut harus mencerna. Anak kecil atau bayi kan sering lapar, tapi satu jam sebelum minum susu atau bobok masih boleh," ujar dr. Eugenia.
Selain itu, orangtua juga bisa melakukan rutinitas positif sebelum tidur kepada anak-anaknya seperti menyanyi bersama, dipijat, oles minyak esensial atau memasang musik yang membuat rileks.
"Itu rutinitas positif yang bisa dilakukan. Kalau rutinitas positifnya sudah dilakukan, secara perlahan mulai mengatur jam tidurnya. Penggunaan media elektronik, disarankan satu jam sebelum tidur sudah tidak menggunakan elektronik karena paparan sinarnya menghambat produksi dari melatonin," ujar dr. Eugenia. (*)
Berita Terkait
Dokter imbau anak terdeteksi stunting lakukan terapi agar tetap cerdas
Sabtu, 30 Maret 2024 19:21 Wib
Pakar: Tuberkulosis dapat dicegah dan diobati dengan terapi pencegahan
Senin, 25 Maret 2024 11:57 Wib
Kenali penyebab penuaan dini hingga terapi agar kulit awet muda
Selasa, 9 Januari 2024 9:24 Wib
Terapi Seni Gratis Di Padang
Kamis, 6 April 2023 22:11 Wib
Apa terapi kanker serviks mengganggu hubungan seksual? Ini penjelasan dokter
Selasa, 3 Januari 2023 20:30 Wib
Patut dicoba, terapi kanker berdasarkan pemetaan genomik tumor hadir di Indonesia
Kamis, 8 Desember 2022 8:23 Wib
Penjelasan pakar terkait ganja medis untuk terapi cerebral palsy
Jumat, 1 Juli 2022 9:18 Wib
Empat obat mendapat izin EUA sebagai terapi COVID-19 di Indonesia
Kamis, 30 Juni 2022 10:52 Wib