Patuhi regulasi, Fajril dan istri tak keberatan gajinya sama-sama dipotong untuk iuran JKN-KIS

id BPJS Kesehatan

Patuhi regulasi, Fajril dan istri tak keberatan gajinya sama-sama dipotong untuk iuran JKN-KIS

Fajril (Antara/istimewa)

Padang, (ANTARA) -

Sejak ada Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), kini masyarakat tidak lagi khawatir untuk berobat ketika sakit. BPJS Kesehatan selaku penyelenggara bekerja sama dengan pemerintah dan fasilitas kesehatan selalu berusaha memberikan pelayanan yang optimal.

Enam tahun diimplementasikan, apresiasi terhadap program strategis nasional tersebut mulai muncul ke permukaan. Salah satunya bagi Fajril (39), karyawan PT Padang Intermedia Pers yang bertempat tinggal di kawasan Sungaibangek, Padang.

Sebenarnya, Fajril sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sebagai tanggungan istri yang juga bekerja. Tanggungan tersebut termasuk dua anak yang iuran kepesertaannya dipotong langsung setiap bulan dari 1 persen gaji istri.

“Kami mengapresiasi program JKN-KIS. Adanya program ini dapat membantu banyak masyarakat yang keuangannya terbatas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi di masa pandemi Covid-19,” kata Fajril.

Ia menambahkan bahwa mempunyai jaminan kesehatan adalah sebuah keniscayaan. Terlebih Program JKN-KIS yang merupakan program langsung dari pemerintah bersama BPJS Kesehatan. “Kami pun setuju dengan slogan BPJS Kesehatan yakni dengan gotong royong semua tertolong,” tegas suami Tastafti ini.

Arti gotong royong, sebut Fajril, taat dalam membayar iuran walaupun peserta JKN-KIS tersebut tidak sakit. Taat bayar iuran ini dapat membantu peserta lainnya yang sakit. Sehingga, hasil pembayaran iuran peserta yang sehat tersebut dapat membantu peserta lainnya yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

“Slogan itu kami rasakan sendiri. Pasalnya, kami jarang menggunakan fasilitas JKN-KIS. Kecuali saat istri saya melahirkan anak pertama dan kedua, waktu itu mendapat tindakan sesar menggunakan JKN-KIS tanpa tambahan biaya sepersen pun,” tutur Fajril.

Kebetulan Fajril seorang jurnalis dan sering mengamati BPJS Kesehatan. Tidak hanya slogan gotong royong, peserta pun kian terbantu dengan kehadiran aplikasi Mobile JKN-KIS. “Aplikasi ini praktis. Pastinya akan bermanfaat untuk mengakses kepesertaan tanpa lagi ke kantor BPJS Kesehatan,” ucapnya.

Ia mengatakan fitur-fitur yang ditawarkan dalam aplikasi Mobile JKN-KIS mempermudah peserta. “Seperti fitur cek status kepesertaan, KIS digital, konsultasi dokter, status kamar rawatan dan lainnya. Apalagi wabah pandemi, kehadiran aplikasi Mobile JKN-KIS sangat membantu,” ujarnya.

Ia berharap BPJS Kesehatan tidak cepat puas dan ke depannya bisa terus berinovasi. Dan, harapan Fajril yang utama adalah pelayanan administrasi BPJS Kesehatan bisa mencakup ke pelosok di daerah-daerah sampai ke ujung-ujung kecamatan di Indonesia.

“Dikarenakan masih banyak yang belum merasakan manfaat dan keuntungannya menjadi peserta BPJS Kesehatan ini,” harapnya.