Karena COVID-19, daya beli terhambat hingga harga sapi kurban di Padang Pariaman turun 10 persen

id berita padang pariaman,berita sumbar,harga sapi,covid-19

Karena COVID-19, daya beli terhambat hingga harga sapi kurban di Padang Pariaman turun 10 persen

Penjual dan pembeli sapi di Pasar Ternak Padang Pariaman, Sumbar sedang bertawar harga dengan cara "marosok". (antarasumbar/Istimewa)

Untuk sapi berat di atas 100 kilogram tahun lalu harganya Rp17,5 juta per ekor namun sekarang menjadi Rp16 juta per ekor,
Parit Malintang (ANTARA) - Harga sapi kurban di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat turun sekitar 10 persen karena terjadi penurunan daya beli hewan tersebut akibat dampak ekonomi pandemi COVID-19.

"Untuk sapi berat di atas 100 kilogram tahun lalu harganya Rp17,5 juta per ekor namun sekarang menjadi Rp16 juta per ekor," kata salah seorang pedagang sapi di Pasar Ternak Sungai Sariak, Martias (58) di VII Koto Sungai Sariak, Rabu.

Lalu untuk sapi dengan kisaran berat 190 kilogram dulunya Rp20 juta per ekor namun sekarang Rp18 juta per ekor.

Ia menambahkan penurunan harga tersebut disebabkan karena terjadi penurunan daya beli akibat ekonomi warga terhambat.

Hal serupa juga dialami pedagang sapi lainnya Masrul (62) menyebutkan setidaknya terjadi penurunan daya beli masyarakat sekitar 50 persen akibat COVID-19.

Ia menyebutkan biasanya dirinya membawa sapi untuk dijual ke Pasar Ternak Sungai Sariak mencapai 84 ekor namun sekarang hanya 16 ekor.

"Yang ini saja belum tentu habis," ujarnya.

Sementara itu salah seorang peternak sapi di Kecamatan Sungai Geringging, Padang Pariaman Zainida (56) mengatakan dirinya terkejut mendengar anjloknya harga sapi saat ini.

"Sapi saya hanya dihargai Rp14 juta oleh tauke sapi padahal melihat tahun sebelumnya harganya ada sekitar Rp16 juta hingga Rp17 jutaan," tambahnya.

Ia berharap harga sapi naik sehingga usahanya mengembala ternak dalam beberapa tahun tidak sia-sia sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarganya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Padang Pariaman, Bustanil Arifin mengatakan turunnya harga sapi juga tidak terlepas banyaknya produksi sapi karena keberhasilan inseminasi buatan yang dilakukan.

Meskipun begitu pihaknya meminta warga tidak menyembelih sapi betina produktif karena dapat mempengaruhi populasi sapi di daerah itu.