Saham-saham Wall Street dibuka merosot karena laporan laba mengecewakan

id wall street,indeks dow jones,indeks s&p,indeks nasdaq

Saham-saham Wall Street dibuka merosot karena laporan laba mengecewakan

Ilustrasi: Para pialang sedang bekerja di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (Reuters)

New York, (ANTARA) - Indeks utama Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka lebih rendah pada perdagangan Selasa pagi waktu setempat karena investor mencerna laporan laba yang mengecewakan dan melihat perdebatan soal paket bantuan COVID-19 di negara itu.

Tak lama setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 78,91 poin atau 0,30 persen menjadi 26.505,86.

Indeks S&P 500 berkurang 2,73 poin, atau 0,08 persen, menjadi 3.236,68 dan Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 24 poin atau 0,23 persen menjadi 10.512,37.

Dari 11 sektor utama Indeks S&P 500, sektor material merosot lebih dari satu persen pada perdagangan pagi, memimpin kerugian. Sementara sektor utilitas naik 0,8 persen, mengungguli yang lainnya.

Saham 3M turun lebih dari empat persen setelah melaporkan pendapatan dan laba yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua.

Saham McDonald's, komponen Indeks Dow Jones lainnya, juga mengalami kesulitan. Raksasa makanan cepat saji AS itu pada hari Selasa melaporkan laba kuartal kedua yang tidak sesuai harapan.

Menurut perusahaan itu, laba bersihnya turun menjadi 483,8 juta dolar AS dari 1,52 miliar dolar AS tahun lalu, dengan laba per saham menurun 67 persen menjadi 0,65 dolar dari 1,97 dolar pada tahun sebelumnya.

Investor juga memperhatikan Proposal Bantuan Virus Corona AS yang diperdebatkan soal keberlanjutan paket bantuan.

Senat Republik AS merilis Proposal Bantuan COVID-19 1 triliun dolar AS pada Senin sore, yang mencakup pengurangan tunjangan pengangguran federal, pembayaran bantuan langsung 1.200 dolar kepada perorangan, dan perlindungan bisnis dan sekolah.

Rencana Senat dari Partai Republik memangkas tunjangan pengangguran mingguan dari 600 dolar menjadi 200 dolar, yang bisa menjadi titik penting dalam negosiasi dengan Demokrat, yang ingin mempertahankan tingkat tunjangan hingga Januari.

Hingga Selasa sore Amerika Serikat telah melaporkan hampir 4,3 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 148.000 kematian, kedua data itu merupakan angka tertinggi di seluruh dunia. (*)