Ini rekomendasi BI untuk pulihkan ekonomi Sumbar jangka pendek

id berita padang,berita sumbar,BI,covid-19

Ini rekomendasi BI untuk pulihkan  ekonomi Sumbar jangka pendek

Infografik pertumbuhan ekonomi Sumbar 2020. (antarasumbar/BI Sumbar)

Kalau alokasi belanja untuk sektor lain digeser untuk penanganan COVID-19 maka untuk sektor pertanian harus tetap dipertahankan,
Padang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) menyampaikan sejumlah rekomendasi untuk pemulihan ekonomi di provinsi itu untuk jangka pendek yang sebelumnya mengalami penurunan akibat COVID-19.

"Akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ekonomi Sumbar terdampak dan mengalami penurunan sehingga hanya tumbuh di angka 3,92 persen pada triwulan I 2020, agar segera bangkit kembali pemerintah perlu mengambil sejumlah langkah," kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu pada diseminasi laporan perekonomian Sumbar Mei 2020 dengan tema Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Sumbar di era adaptasi COVID-19.

Menurut dia langkah pertama adalah mempercepat realisasi program stimulus ekonomi dan keuangan pemerintah dengan optimalisasi belanja APBD terutama untuk sektor pertanian.

"Kalau alokasi belanja untuk sektor lain digeser untuk penanganan COVID-19 maka untuk sektor pertanian harus tetap dipertahankan," ujarnya.

Berikutnya pemerintah harus membuka kembali aktivitas ekonomi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat mulai dari pusat perbelanjaan, hotel, restoran hingga tempat rekreasi.

Ia mengakui hal ini merupakan salah satu yang sulit untuk diatur terutama penerapan protokol COVID-19 karena masyarakat cenderung memandang kondisi saat ini bukan normal baru melainkan normal biasa.

Selanjutnya penyaluran bantuan untuk usaha kecil mikro yang terdampak COVID-19 dengan optimalisasi CSR, program sosial dan zakat infak sedekah.

Bantuan terhadap usaha mikro perlu diprioritaskan agar mereka tetap bertahan karena mereka paling terdampak, tambahnya.

Lalu optimalisasi penyaluran alokasi dana simpanan pemerintah dihimpunan bank milik negara dan BPD untuk pembiayaan UKM di Sumbar.

Ia mengatakan hal ini tidak mudah karena UKM sedang sulit namun diharapkan bisa meningkatkan kondisi UKM.

Selanjutnya perlu mempertahankan proyek investasi besar di Sumbar yang saat ini masih berjalan seperti jalan tol transSumatera, stadion utama Sumbar dan lainnya.

Kemudian mengembangkan digitalisasi UKM karena saat ini mereka sulit melakukan penjualan langsung dan strateginya adalah lewat platform digital serta pembayaran nontunai.

Terakhir pemerintah perlu mengeluarkan imbauan untuk mengutamakan membeli produk UKM asal Sumbar agar bisa tetap bertahan dalam kondisi ini.

Pada sisi lain mengingat pangsa perekonomian Sumbar 81 persen didominasi pertanian namun terus turun sehingga perlu mengembangkan sumber pertumbuhan baru yaitu sektor pariwisata dengan melakukan transformasi dan membuat peta jalan yang jelas.