BI : Ekspor Sumbar triwulan II 2020 mengalami kontraksi cukup dalam

id berita padang,berita sumbar,kontraksi,ekspor

BI : Ekspor Sumbar triwulan II 2020 mengalami kontraksi cukup dalam

Petani memanen buah kelapa sawit di ladangnya, Nagari Tapakis, Padangpariaman, Sumbar. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Pada April 2020 ekspor Sumbar terkontraksi 6,2 persen dan di Mei 2020 semakin dalam menjadi minus 19,23 persen,
Padang (ANTARA) -
Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat ekspor di provinsi itu mengalami kontraksi cukup dalam pada triwulan II 2020 sebagai dampak dari pandemi COVID-19.

"Pada April 2020 ekspor Sumbar terkontraksi 6,2 persen dan di Mei 2020 semakin dalam menjadi minus 19,23 persen," kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu pada diseminasi laporan perekonomian Sumbar Mei 2020 dengan tema Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Sumbar di era adaptasi COVID-19.

Menurut dia ekspor Sumatera Barat 75 persen adalah CPO atau minyak kelapa sawit, karet 14 persen dan kedua komoditas ini telah mengambil pangsa pasar ekspor lebih dari 80 persen.

"Dua komoditas tersebut berperan pada perekonomian Sumbar kendati nilainya juga tidak terlalu besar dibandingkan Riau, namun memiliki andil penting," ujarnya.

Ia melihat ke depan dua komoditas ekspor ke depan masih memiliki kecenderungan menurun baik volume maupun harganya.

"Meski CPO mengalami penurunan harga namun masih menjadi komoditas primadona Sumbar untuk ekspor," kata dia.

Apalagi saat ini perkebunan sawit di Sumbar mulai memasuki siklus peremajaan sehingga tiga atau empat tahun mendatang produksi meningkat.

Tantangan yang dihadapi untuk ekspor sawit adalah adanya penetapan biaya masuk dari Amerika Serikat, katanya.

Pada sisi lain, ia menilai saat itu produksi CPO berlebih dan untuk menyikapinya pemerintah menerapkan kebijakan memproduksi biodiesel agar bisa diserap dalam negeri.

Kemudian dimasa normal baru industri kelapa sawit tetap diizinkan beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak ada PHK dan mampu meringankan beban masyarakat yang terdampak secara ekonomi.

Sementara untuk ekspor karet juga masih mengalami penurunan sebagai imbas perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, ujarnya.