Harga minyak dunia turun karena OPEC+ naikkan produksi dan kasus virus meningkat

id harga minyak,minyak WTI,minyak Brent

Harga minyak dunia turun karena OPEC+ naikkan produksi dan kasus virus meningkat

Kepala sumur dan rig pengeboran di Ladang Minyak Yarakta, yang dimiliki oleh Perusahaan Minyak Irkutsk (INK), Rusia, (11/3/2019). ANTARA/REUTERS/Vasily Fedosenko/aa.

New York, (ANTARA) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah OPEC+ setuju untuk mengurangi rekor pemotongan pasokan mulai Agustus dan infeksi baru virus corona terus melonjak di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus kehilangan 45 sen atau 1,1 persen menjadi menetap di 40,75 dolar AS per barel.

Sementara minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 42 sen atau 1,0 persen menjadi ditutup pada 43,37 dolar AS per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu (15/7/2020) memutuskan untuk mengurangi rekor pemotongan produksi menjadi 7,7 juta barel per hari (bph) mulai Agustus.

Langkah ini sesuai dengan perkiraan, dan negara-negara yang sebelumnya melebihi target produksi yang disepakati harus mengimbangi kelebihan produksi ini pada September dengan memotong produksi mereka, Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis (16/7/2020).

Paul Sheldon, kepala penasihat geopolitik S&P Global Platts Analytics, mengatakan kepada Xinhua bahwa peningkatan produksi aktual OPEC+ akan mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari pada Agustus berkat sebagian pemenuhan mekanisme kompensasi oleh beberapa negara produsen minyak mentah.

OPEC+ sepakat pada April untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari untuk Mei dan Juni karena pandemi COVID-19 merusak permintaan, dan memutuskan pada Juni untuk memperpanjang rekor pengurangan produksi hingga akhir Juli.

Kekhawatiran akan gelombang kedua kasus COVID-19 yang dipimpin oleh Amerika Serikat, juga telah menekan harga minyak menyusul penguncian kembali di beberapa negara, yang akan mengurangi permintaan. (*)