Warga Kelurahan Pasia Nan Tigo Padang serahkan 44 butir telur penyu yang ditemukan di pantai Pasia Kandang

id Berita Padang, padang terkini, berita Sumbar, telur penyu,konservasi penyu,brita sumbar,sumbar terkini,berita padang,padang terkini

Warga Kelurahan Pasia Nan Tigo Padang serahkan 44 butir telur penyu yang ditemukan di pantai Pasia Kandang

Warga Kelurahan Pasia Nan Tigo Padang serahkan 44 butir telur penyu lekang (Antara/Laila Syafarud)

Padang, (ANTARA) - Seorang warga dari Pasia Kandang, Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat menyerahkan 44 butir telur penyu lekang atau Lepidochelys olivacea yang ditemukannya di pantai Pasia Kandang ke Konservasi Penyu Jambak Sea Turtle Camp, Pokmaswas Samudera, Padang.

Pengelola Konservasi Penyu Jambak Sea Turtle Camp, Pokmaswas Samudera, Padang Pati Hariyose, di Padang, Kamis mengatakan salah seorang pemuda setempat telah menyerahkan satu sarang telur penyu jenis lekang yang ditemukannya dengan jumlah 44 butir telur untuk dilestarikan.

"Hanya sebanyak 44 butir telur yang bisa diamankan dari satu sarang penyu, bisanya jumlah telur penyu dalam satu sarang itu mencapai 80 hingga 140 butir telur jenis penyu lekang," kata dia.

Kemudian ia mengatakan warga tersebut menemukannya di Pasie Kandang, Kelurahan Pasie Nan Tigo, Padang.

Lebih lanjut ia menyebutkan saat ini terdapat 800 butir telur penyu yang akan menetas di Konservasi Penyu Jambak Sea Turtle Camp, Pokmaswas Samudera, Padang.

"Sebagian besar telur penyu ini ditemukan masyarakat yang diserakah ke kami. Kemudian kami memberikan semacam kompensasi sekitar Rp150 ribu per satu sarangan," kata dia.

Selain itu mereka juga selalu melakukan patroli pada jam tertentu bersama relawan untuk menemukan sarang telur penyu.

"Namun karena rentang pantai Pasie Nan Tigo cukup panjang, maka hanya sekitar tiga kilo meter yang bisa terpantau," ujar dia.

Kemudian ia menyebutkan dalam sekali patroli, ia bisa menemukan dua sarangan dengan jumlah telur mencapai 300 butir atau bahkan pernah tidak mendapatkan sama sekali.

"Karena waktu penyu itu bertelur tidak bisa dipastikan dan kemungkinan penyu itu bertelur di saat air pasang dan bulan terbit atau tenggelam," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk proses penetasan telur penyu membutuhkan waktu sekitar 53 hingga 60 hari tergantung jenis penyu, kalau penyu lekang sekitar 55 hari, penyu sisik sampai 56 hingga 60 hari, dan penyu hijau dari 52 hingga 53 hari.

Pada saat proses penetasan telur penyu tersebut ada beberapa telur penyu yang gagal menetas karena proses relokasi.

"Misalnya jika relokasi sudah di atas satu jam sejak induk penyu mengeluarkan telur, maka gagal menetasnya akan lebih banyak. Namun jika masih di bawah satu jam maka kemungkinan menetasnya sampai 100 persen atau di atas 80 persen," kata dia.

Kemudian dari satu sarangan telur penyu beragam yang gagal menetas, bahkan hampir 100 persen tidak menetas sama sekali. Karena masih banyak masyarakat yang tidak paham proses relokasi telur penyu.

"Makanya kami harus teliti menerima telur penyu dari masyarakat, jika telur mulai mengering, dan pasirnya sudah lepas atau bersih, maka kami tidak menerima. Kami memilih telur yang diantar pada malam atau pagi hari dengan kondisi masih berpasir," kata dia.

Karena menurut dia kebanyakan telur penyu yang diterima dari masyarakat dalam keadaan bersih dari seratus butir telur hanya sepuluh yang bisa menetas atau bahkan tidak menetas sama sekali.

Kemudian untuk posisi telur penyu setelah dilakukan pemindahan tidak terlalu banyak perubahan dari peosisi semula dan posisi hanya mengandalkan suhu alami pada pasir itu sendiri.

"Suhu pasir ini juga bisa menentukan jenis kelamin penyu yang dilahirkan. Jika suhu pasir panas berkemungkinan penyu yang menetas akan berjenis kelamin betina dan dingin akan berjenis kelamin jantan," kata dia.

Lebih lanjut menurut dia setelah penyu menetas seharusnya segera di lepas ke laut karena jika dibiarkan lama akan merusak insting alaminya.

"Namun hanya boleh memberikan tenggang waktu maksimum sekitar lima hari setelah menetas," ujar dia.

Lebih lanjut ia menyebutkan terdapat empat spesies penyu yang hidup di peraiaran Sumatera Barat seperti Penyu Lekang atau Lepidochelys olivachea, Penyu Sisik atau Eretmochelys imbricata, Penyu Hijau atau Chelonia mydas, dan Penyu Belimbing atau Dermochelys coriacea. (*)