PT Semen Padang efisiensi energi dengan optimalkan pembangkit sendiri

id berita padang,berita sumbar,efisiensi listrik,pt semen padang

PT Semen Padang efisiensi energi dengan optimalkan pembangkit sendiri

Salah satu pembangkit listrik yang dimiliki PT Semen Padang. (antarasumbar/Istimewa)

saat ini PT Semen Padang membutuhkan daya listrik mencapai 104 MW sehingga perlu melakukan efisiensi,
Kota Padang (ANTARA) -
PT Semen Padang melakukan efisiensi energi dengan mengoptimalkan pembangkit listrik sendiri serta memanfaatkan pembangkit dari gas buang selain menggunakan listrik dari PLN.

"Kita berusaha mengoptimalkan pembangkit sendiri untuk mendorong efisiensi, salah satu yang kita andalkan adalah mengoptimalkan Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG, selain PLTA Kuranji dan PLTA Rasak Bungo," kata Kepala Unit dan Utility PT Semen Padang, Erick Reza di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan saat ini PT Semen Padang membutuhkan daya listrik mencapai 104 MW sehingga perlu melakukan efisiensi.

WHRPG merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang pabrik semen Indarung V merupakan yang pertama di Indonesia dioperasikan sejak 2011.

"Pembangkit ini mampu menghasilkan daya listrik sebesar 8,5 MW atau setara dengan 63,2 GWh dalam satu tahun dari panas yang terbuang selama proses produksi, serta mampu memberikan keuntungan hingga Rp5 miliar per bulan atau berkontribusi sebesar Rp55 miliar setahun," jelasnya.

Ia menerangkan WHRPG merupakan proyek kerja sama dengan pemerintah Jepang melalui New Energy TechnologyDevelopment Organization (NEDO).

WHRPG Semen Padang ini dapat meminimalkan emisi gas CO2 melalui mekanisme Clean Development Mechanism(CDM) sebagai implementasi dari Kyoto Protocol yang telah disepakati melalui UU No 17/ 2004 tentang pengesahan Protocol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja PBB Tentang Perubahan Iklim.

Pengurangan emisi CO2 yang dihasilkan WHRPG ini mencapai 19.407 ton-CO2 dan ini bersumber dari kelebihan panas di preheather atau pemanasan awal yang mencapai 300 derajat celsius dan pemanfaatan sumber panas dari material yang didinginkan di cooler.

Menurut dia WHRPG Semen Padang juga mampu melewati target pengurangan emisi CO2 yang diharapkan pemerintah Jepang sebanyak 15.000 ton dan WHRPG Semen Padang ini juga telah menjadi model percontohan dalam penerapan teknologi pembangkit yang ramah lingkungan.

Selain WHRPG, Semen Padang juga punya dua pembangkit, yaitu PLTA Kuranji dan PLTA Rasak Bungo. Untuk PLTA Kuranji dengan kapasitas 1,2 MW energi listrik yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan listrik non pabrik seperti areal kantor pusat dan fasilitas lainnya yang ada di PT Semen Padang.

Sedangkan pembangkit listrik di PLTA Rasak Bungo dengan kapasitas 180 KW, kini lebih banyak dimanfaatkan untuk penelitian mahasiswa dari berbagai universitas, karena PLTA Rasak Bungo yang didirikan pada 1908 itu, merupakan peninggalan Belanda. PLTA ini sudah ada sebelum pabrik Semen Padang didirikan tahun 1910.

"PLTA Rasak Bungo ini merupakan salah satu sejarah perjalanan pabrik PT Semen Padang. PLTA Rasak Bungo itu kini memiliki kapasitas energi listrik 2 x 500 kW dan , dan PLTA ini hanya dioperasikan ketika debit air meningkat pada pembangkitan 180 kW, karena sebagian besar debit airnya digunakan untuk produksi Indarung II/III,IV,V dan IndarungVI," terangnya.

Sementara Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati mengatakan PT Semen Padang dalam operasionalnya fokus mendukung program pemerintah dalam efisiensi energi dengan memanfaatkan energi terbarukan.

Salah satunya, dengan pembangunan WHRPG yang memanfaatkan sisa panas pabrik untuk dijadikan energi listrik. Atas hasil tersebut, PT Semen Padang berhasil meraih ASEAN Energy Award tahun 2014 yang digelar dalam rangka The 32 th Asean Ministers on Energy Meeting (AMEM) and Related Meetings di Hotel Don Chan Palace, Vientiane, Laos.