Deputi BKKBN : Pengetahuan tentang HIV di Sumbar masih rendah

id berita padang,berita sumbar,bkkbn,hiv

Deputi BKKBN : Pengetahuan tentang HIV di Sumbar masih rendah

Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN RI, Nofrijal. (antarasumbar/Istimewa)

Walaupun LGBT ini dilindungi hak asasi manusia, namun kita tidak bisa menutup mata ini menjadi salah satu faktor orang terkena penyakit ini,
Padang (ANTARA) -
Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN RI, Nofrijal menyatakan pengetahuan masyarakat Sumatera Barat akan Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih rendah terutama pada generasi muda sehingga sosialisasi bahaya ini harusnya dilakukan melalui jalur pendidikan.

“Dari data 2007 hanya 52 persen masyarakat yang paham dengan HIV, ini memang data lama namun menjelaskan intensitas sosialisasi HIV di komunitas remaja, sekolah, masjid, mushala dan orang dewasa harus digulirkan,” kata dia di Padang, Senin.

Ia menambahkan di Sumbar pasien yang mengalami HIV AIDS cukup banyak dan salah satu faktornya adalah akibat Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT).

“Walaupun LGBT ini dilindungi hak asasi manusia, namun kita tidak bisa menutup mata ini menjadi salah satu faktor orang terkena penyakit ini,” ujarnya.

Ia menilai orang Sumatera Barat memiliki pikiran yang terbuka dan dapat mencerna penjelasan tentang bahaya HIV secara sains.

Penyakit ini harus dijelaskan secara ilmiah kepada masyarakat agar dapat dicerna secara nalar dan akhir-akhir ini memang materi tentang HIV cukup berkurang.

“Saya belum mendalami apakah materi ini ada di kurikulum, namun menurut saya kita perlu mengenalkan hal ini melalui pendidikan karena remaja memiliki tantangan berat mulai dari pengaruh zaman dan teknologi, pergaulan dan potensi menikah usia anak,” jelas dia

Kepala BKKBN Sumbar, Etna Estelita mengatakan remaja Indonesia saat ini perlu pembinaan dan penguatan untuk menghadapi dunia di masa akan datang.

Saat ini jumlah remaja atau anak usia 10 hingga 20 tahun di Indonesia sebanyak 67 juta penduduk atau 26,21 persen atau satu dari empat penduduk adalah remaja.

Ia mengatakan BKKBN mengembangkan program Gender, untuk menyiapkan rencana berkeluarga.

Saat ini jumlah PIK remaja sebanyak 586 kelompok, PKBR 568 kelompok yang tersebar di seluruh daerah.

“Program ini ikut membentuk karakter remaja, untuk menghindari perkawinan usia dini, penyimpangan seksual termasuk juga bahaya narkoba,” tambah dia.*