Sebanyak ini disiapkan kuota "kursi" SMA di Sumbar terkait sistem non zonasi

id berita padang,berita sumbar,adib alfikri,sekolah,pendidikan

Sebanyak ini disiapkan kuota "kursi" SMA di Sumbar terkait sistem non zonasi

Kepala Disdik Sumbar, Adib Alfiskri bersama Kepala Bidang SMA dan Kepala Dinas Kominfo Sumbar. (antarasumbar/Istimewa)

Ada cukup banyak kasus, siswa yang berprestasi di SMP tidak bisa masuk sekolah negeri karena sistem zonasi,
Padang (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Barat (Sumbar) menyiapkan sistem non zonasi dengan kuota sekitar 1.760 "kursi" untuk menampung siswa yang gagal masuk sekolah negeri karena sistem zonasi pada seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020.

"Ada cukup banyak kasus, siswa yang berprestasi di SMP tidak bisa masuk sekolah negeri karena sistem zonasi. Karena itu kita buat kebijakan penerimaan siswa non zonasi," kata Kepala Disdik Sumbar, Adib Alfikri di Padang, Senin.

Penerimaan itu benar-benar diluar sistem PPDB. Indikatornya tidak lagi jarak antara rumah siswa dengan sekolah (zonasi) tetapi nilai. Adib mengemukakan masyarakat ternyata lebih bisa menerima anaknya tidak dapat masuk sekolah negeri karena nilainya rendah, ketimbang karena jarak sekolah yang jauh.

"Jadi saat PPDB ditutup, banyak siswa yang tidak terjaring karena jarak rumahnya jauh dari sekolah. Untuk mengatasi hal itu, kita coba koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada beberapa solusi yang coba kita usulkan tapi hanya satu yang dinilai memungkinkan," jelasnya.

Solusi yang diusulkan diantaranya menambah sekolah, menambah rombongan belajar atau mengoptimalkan isi kelas. Solusi pertama dan kedua ditolak Kementerian karena perlu banyak anggaran, penambahan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM) guru yang secara jumlah belum memadai.

Solusi yang kemungkinan bisa dilakukan adalah optimalisasi isi kelas dari awalnya maksimal 36 orang satu kelas menjadi 40 orang satu kelas. Secara prinsip, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyetujui hal tersebut.

Artinya, jika satu SMA ada penerimaan untuk 10 kelas baru, maka penambahan siswa yang memungkinkan untuk sekolah tersebut adalah 4 kali sepuluh, 40 orang. Sementara sekolah yang membutuhkan optimalisasi itu sekitar 44 sekolah jadi kemungkinan akan ada sekitar 1.760 lowongan yang tersedia untuk siswa yang tidak lulus dalam PPDB.

"Tapi nanti jika nilainya tidak juga memadai, maka kita minta orang tua siswa untuk legowo dan menyekolahkan anaknya di swasta," kata Adib.

Ia menambahkan sistem optimalisasi isi kelas itu memang tidak menerima banyak siswa karena mempertimbangkan kelangsungan sekolah swasta di Sumbar.***3***