Pascabanjir bandang Batang Bangko, DPRD Solok Selatan desak pemerintah segera ambil tindakan

id dprd solok selatan,banjir bandang,masa reses,Solok Selatan

Pascabanjir bandang Batang Bangko, DPRD Solok Selatan desak pemerintah segera ambil tindakan

Anggota DPRD dari Dapil III melakukan kunjungan salah satunya meninjau lokasi yang dilanda banjir bandang di Jorong Bangko, Nagari Bomas, Kecamatan Sungai Pagu dan Bulantiak, Nagari Kapau Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo (ANTARA/HO)

Padang Aro (ANTARA) - DPRD Solok Selatan mendesak pemerintah daerah setempat segera melakukan upaya penanggulangan bencana banjir bandang yang melanda perbatasan antara Kecamatan Sungai Pagu dan Pauh Duo tepatnya di Jorong Bangko, Nagari Bomas yang menyebabkan tebing pembatas antara sawah dan sungai habis dihantam banjir bandang meluapkan Sungai Batang Bangko.

"Jika tidak segera ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah akan berakibat fatal karena sudah tidak ada lagi pembatas antara sawah, permukiman masyarakat dengan sungai karena tebingnya sudah rata dihantam banjir bandang," kata Wakil Ketua DPRD Solok Selatan Armen Syahjohan di Padang Aro, Kamis.

Hal itu ia sampaikan usai meninjau lokasi yang dilanda banjir bandang di Jorong Bangko, Nagari Bomas, Kecamatan Sungai Pagu di masa reses sidang ketiga yang dilakukan di setiap daerah pemilihan (Dapil). Untuk anggota DPRD dari Dapil III melakukan kunjungan salah satunya meninjau lokasi yang dilanda banjir bandang di Jorong Bangko, Nagari Bomas, Kecamatan Sungai Pagu dan Bulantiak, Nagari Kapau Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo.

Anggota DPRD yang melakukan kunjungan, yakni Armen Syahjohan dari Gerindra, Yendri Susanto dari PAN, Edi Susanto dari Partai Berkarya, Albert Arifin dari Demokrat, Roni Ismaji dari Golkar, Mon Nofrizal dari PKS, Afrizal Datuk Rajo Jalil dari PPP, Zulfikar Erawandi dari NasDem, Wahyu Hidayat dari PBB.

Banjir bandang yang terjadi sekitar sepekan yang lalu tersebut, selain menghancurkan tebing pembatas, juga merusak pintu irigasi yang mengancam puluhan hektare sawah tidak memperoleh pasokan air.

"Kami, DPRD dari Dapil III mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan agar puluhan hektare sawah bisa diselamatkan dan permukiman warga tidak menjadi sasaran banjir bandang yang kerugian secara materiil serta jiwa bisa dihindari," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Solok Selatan Armen Syahjohan menunjukan rumah yang rusak akibat dihantam banjir bandang di Bulantiak, Nagari Kapau Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo. (ANTARA/HO)
Sementara Ketua Bamus Nagari Bomas Mairinaldo Saputra menyebutkan terdapat empat jorong, yakni Bangko Hulu, Bangko Tangah, Bangko Ampera dan Bangko yang terdampak langsung banjir bandang tersebut.

Luapan sungai Batang Bangko sendiri, katanya sudah terjadi sejak akhir Juni 2020. "Yang besar pekan lalu itu," ujarnya.

Tak hanya merusak tebing sungai, banjir bandang yang membawa material kayu, batu, dan pasir itu mengakibatkan sekitar 10 hektare sawah terdampak langsung, 800 kepala keluarga terdampak, dan pintu irigasi rusak dan tertutup material.

"Akibat rusaknya pintu irigasi ini, 30 hektare lebih sawah terancam tidak mendapat pasokan air," ujarnya.

Bahkan, akibat hantaman arus sungai satu rumah di Bulantiak terancam roboh di bagian belakang.

Ia menambahkan, secara swadaya masyarakat Jorong Bangko mencoba membuat tebing dengan batu dan pasir namun tak mampu menahan kuatnya arus sungai.

Ia berharap pemerintah melakukan betonisasi tebing sungai sehingga lebih kokoh. "Kami berharap betonisasi tebing sungai bisa dilanjutkan hingga ke Jorong Bangko," ujarnya.