Pariaman (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) Gusniyetti Zaunit mengatakan perkembangan Industri Kecil Menengah (IKM) bidang makanan di daerah itu lebih baik daripada produk kerajinan akibat pandemi COVID-19.
"Hal tersebut karena pada ramadhan kemarin IKM makanan ini sudah mulai berjualan sedangkan IKM yang bergerak di bidang lainnya harus berhenti produksi," kata dia di Pariaman, Sabtu.
Ia mengatakan berhentinya produksi pelaku IKM non-makanan di daerah itu karena tidak adanya pesanan dari konsumen serta ditutupnya Pasar Bukittinggi yang merupakan pusat penjualan hasil kerajinan di Sumbar.
Meskipun Pasar Bukittinggi telah dibuka seiring dengan diterapkannya normal baru namun hingga saat ini penjualan produk IKM non-makanan di daerah itu masih rendah.
"Untuk itu kami terus mendorong pelaku IKM di Pariaman memasarkan produknya melalui dalam jaringan (daring)," katanya.
Ia menyampaikan meskipun produk yang dihasilkan dipasarkan melalui daring awalnya kurang peminat namun hal tersebut setidaknya dapat membantu pelaku usaha bertahan pada situasi pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan adapun produk IKM di bidang makanan di daerah itu yang mengalami perkembangan yaitu di antaranya ladu dan kripik sedangkan bidang non-makanan yaitu di antaranya bordir dan sulaman.
Saat ini jumlah pelaku IKM di Pariaman mencapai 7.065 yang sebagian besar mengalami dampak pandemi COVID-19.
Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mendorong pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) di daerah itu untuk memulai memproduksi produknya seiring dengan akan diterapkannya tatanan normal baru atau new normal.
"Karena COVID-19 produksi IKM terhenti namun dengan diterapkan normal baru maka diharapkan pelaku IKM dapat kembali beraktivitas," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Jumat.
Ia menyebutkan adapun produk yang diproduksi oleh IKM di daerah tersebut yaitu mulai dari makanan di antaranya ladu hingga kerajinan tangan yaitu sulaman, bordir, dan rajutan yang pemasarannya banyak ke Bukittinggi dan sejumlah daerah lainnya di Sumbar.
Ia menyampaikan saat ini peluang pemasaran produk ke Bukittinggi juga mulai dibuka karena kota itu akan menerapkan normal baru dan dalam waktu dekat akan disusul daerah lainnya di Sumbar.(*)
Berita Terkait
Pemkot Pariaman: pengurusan KIR masih rendah meskipun gratis
Rabu, 27 Maret 2024 13:32 Wib
Pemkot Pariaman siapkan rekayasa lalu lintas sambut libur lebaran
Rabu, 27 Maret 2024 13:30 Wib
Pemkot Pariaman minta dubalang bantu ciptakan kenyamanan ibadah ramadhan
Senin, 25 Maret 2024 14:23 Wib
Pemerintah tebar 54 ribu bibit ikan di perairan Pariaman 2023
Senin, 25 Maret 2024 14:19 Wib
Dishub Pariaman atur lalu lintas di pusat penjualan takjil
Senin, 25 Maret 2024 14:17 Wib
Singgah Sahur dan Subuh Mubarak di Pariaman, Gubernur Mahyeldi Salurkan Bantuan Rehab Rumah Warga
Jumat, 22 Maret 2024 20:24 Wib
Pemkot Pariaman awasi penjualan petasan selama Ramadhan
Jumat, 22 Maret 2024 15:11 Wib
Pemkot Pariaman buka 2 "pasar pabukoan" gerakkan perekonomian daerah
Jumat, 22 Maret 2024 15:09 Wib