LLDIKTI Wilayah X dukung Dekan FTP Unand gulirkan gagasan kampus nagari permudah perkuliahan daring

id berita padang,berita sumbar,lldikti,wilayah x,FTP unand,kampus nagari,internet,covid-19

LLDIKTI Wilayah X dukung Dekan FTP Unand gulirkan gagasan kampus nagari permudah perkuliahan daring

Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof Herri. (AntaraSumbar/Laila Syafarud)

Dengan demikian, gagasan ini tentu dapat membantu mahasiswa kita yang berasal dari dearah yang jauh dari jangkauan internet,
Padang (ANTARA) - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X mendukung Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas (FPT Unand) Padang, Dr Feri Arlius yang mengajak pemerintahan daerah dan pimpinan perguruan tinggi se-Sumbar menggagas pendirian Kampus Nagari menyikapi metode belajar dari rumah pada masa pandemi COVID-19.

"Kami mendukung adanya gagasan pendirian Kampus Nagari menyikapi metode belajar dari rumah pada masa pandemi COVID-19 yang diusulkan oleh Dekan FTP, Unand tersebut," kata Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof Herri, di Padang, Selasa.

Menurut dia hal itu merupakan sebuah gagasan yang bagus karena dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi mahasiswa dalam melewati kuliah daring saat pandemi COVID-19 ini.

"Dengan demikian, gagasan ini tentu dapat membantu mahasiswa kita yang berasal dari dearah yang jauh dari jangkauan internet," tambah dia.

Jika usulan tersebut terealisasikan, ia berharap tetap mengutamakan protokol kesehatan COVID-19 yaitu tidak menimbulkan kerumunan, tetap menjaga jarak, dan memakai masker.

"Kalau perlu disediakan Standar Operasional Prosedur (SOP)nya, sehingga dapat dipatuhi oleh mahasiswa nantinya. Hal ini supaya tidak menimbulkan klaster baru COVID-19," ujar dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan ke depannya setelah COVID-19 diharapkan sistem pembelajaran daring mulai dikurangi yaitu hanya sekitar 50 persen saja.

"Namun bagaimana pun itu terkait infrastruktur ini memang perlu kita cari solusinya ke depan," ujar dia.

Sebelumnya, Dekan FTP Unand Padang, Dr Feri Arlius mengajak pemerintahan daerah dan pimpinan perguruan tinggi se-Sumbar menggagas pendirian Kampus Nagari menyikapi metode belajar dari rumah pada masa pandemi COVID-19.

"Kampus Nagari itu nantinya disediakan fasilitas internet gratis. Lokasinya, di aula atau ruang rapat yang ada di 928 kantor wali nagari dan 230 kelurahan yang tersebar di 179 kecamatan pada 12 kabupaten dan 7 kota yang ada di Sumbar," jelasnya.

Menurut dia, kampus nagari ini merupakan salah satu solusi dalam meringankan biaya yang dikeluarkan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran secara daring yang dikenal dengan istilah online learning, mobile learning, web-based learning atau e-learning.

Sejak pandemi COVID-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020, kampus di Sumbar telah menerapkan berbagai stimulan demi meringankan beban mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran daring.

"Bantuan untuk mahasiswa itu, ternyata masih belum terintegrasi satu sama lain. Padahal, jika dikolaborasikan, potensinya sangat besar sekaligus mampu menyelesaikan berbagai persoalan mahasiswa yang tengah berada di kampungnya dalam mengikuti proses e-learning," terangnya.

Ia memberi ilustrasi program Kampus Nagari ini digagas pada 1.000 nagari (kelurahan) di Sumbar. Di Provinsi Sumbar, jumlah mahasiswa diperkirakan 160 ribu orang lebih.

"Jika masing-masing nagari itu dibantu paket internet senilai Rp250.000 per bulan, maka diperlukan dana sebesar Rp250 juta. Artinya, dalam satu semester (6 bulan), dibutuhkan biaya Rp1,5 miliar," kata dia yang merupakan wakil ketua umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Unversitas Andalas (DPP IKA Unand).

Ia menilai jika biaya sebesar itu dikompromikan oleh 10 perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa terbanyak saja, maka biaya paket internet akan jauh lebih murah. Jadi Rp150 juta saja dalam satu semester atau setara Rp25 juta per bulan.

"Jika unit biaya dihitung per mahasiswa, angka yang muncul juga jadi sangat kecil, sekitar Rp10 ribu saja per orang," lanjutnya

Selain murah, mahasiswa juga mendapatkan koneksi internet secara gratis di seluruh kantor wali nagari (kelurahan) di Sumbar.

“Jika nagari (desa) tersebut berada pada area tanpa sinyal, penyelesaian masalahnya jadi lebih fokus dan mudah. Jika nagari (desa) itu sudah punya akses wifi, tentu bisa digunakan untuk meningkatkan kuota, sehingga akses internet jadi lebih cepat,” tambahnya.

Selain itu, dengan berkumpulnya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi pada satu titik dalam satu kesempatan, tentunya akan tercipta kelompok belajar yang akan saling membantu memecahkan persoalan dalam mata kuliah yang dihadapi.

Gagasan Kampus Nagari ini, dilontarkan Feri, menyikapi pembelajaran dari rumah yang dilakukan mahasiswa maupun dosen, sejak Maret hingga akhir semester genap tahun 2019/2020 ini. Sebanyak 100-an lebih perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Sumbar telah menerapkan sistem pembelajaran daring.

Secara finansial, sistem ini ternyata membebani 160 ribu mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan tinggi, terutama untuk membeli kuota internet. Karena, mayoritas mahasiswa itu telah pulang ke kampung mereka masing-masing. (*)