Ditengah pandemi COVID-19, produksi sarang walet di Sumbar justru meningkat

id berita padang,berita sumbar,sarang walet,produksi meningkat,pandemi covid-19,Agus Hasibuandi

Ditengah pandemi COVID-19, produksi sarang walet di Sumbar justru meningkat

Petugas karantina Padang melakukan pemeriksaan sampel sarang burung walet. (antarasumbar/Istimewa)

Hal ini menunjukkan sarang burung walet Sumatera Barat masih tetap diminati,
Padang (ANTARA) - Di tengah pandemi COVID-19 produksi sarang walet di Sumatera Barat (Sumbar) justru mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada 2019 berdasarkan catatan yang dihimpun Balai Karantina Pertanian Padang.

"Hingga saat ini kami telah menerbitkan sertifikasi sarang burung walet sebanyak 12,7 ton atau senilai Rp165 miliar hingga semester pertama 2020," kata Kepala Seksi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Padang, Agus Hasibuandi Padang, Selasa.

Menurut dia angka ini naik 0,5 ton atau 500 kilogram jika dibandingkan dengan semester pertama 2019 yang semuanya merupakan lalu lintas domestik.

Meskipun sempat terkendala pandemi COVID-19, permintaan pasar sarang walet tidak turun. Data menunjukkan sebanyak 211 sertifikat pengeluaran domestik sepanjang semester pertama tahun ini.

"Hal ini menunjukkan sarang burung walet Sumatera Barat masih tetap diminati," ujarnya.

Ia menyampaikan setelah memasuki masa normal baru, prosedur pemeriksaan tetap dijalankan baik fisik maupun laboratorium dengan mengutamakan protokol kesehatan.

Sementara tujuan domestik pengiriman komoditas ini didominasi ke Medan, Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Setelah merajai pasar domestik, Sumatera Barat mulai menilik potensi pasar internasional.

Sejalan dengan misi Kementerian Pertanian untuk mendukung akselerasi ekspor, Karantina Pertanian Padang terus mendorong pemilik rumah walet Sumatera Barat untuk meregistrasikan rumah walet yang dimiliki.

"Target kita adalah mampu mengekspor sarang burung Walet ke mancanegara, karena permintaan tiap tahun yang luar biasa. Kita harus siap bersaing di kancah internasional", ujar Kepala Balai Karantina Pertanian Padang Eka Darnida.

Ia memaparkan terdapat tiga persyaratan ekspor sarang burung walet khususnya ke Tiongkok, yaitu ketertelusuran, kandungan nitrit <30 ppm, dan pemanasan 70 derajat celcius selama 3.5 detik.

Eka menyampaikan kegiatan bimbingan teknis telah rutin dilakukan selama tiga tahun terakhir untuk menyosialisasikan aturan terkait persyaratan ekspor sarang burung walet bagi pemilik rumah walet di Sumatera Barat. Sarana dan prasarana pengujian laboratorium pun terus ditingkatkan.

Kegiatan ini diharapkan dapat menggenjot semangat para pengusaha walet untuk menyusul pengusaha-pengusaha komoditas pertanian Sumatera Barat lainnya yang telah terlebih dahulu merambah pasar internasional, ujarnya.