Jakarta (ANTARA) - Pakar Marketing Yuswohady mengatakan lembaga pengelola zakat perlu bertransformasi ke ranah digital untuk menyalurkan zakat di tengah pandemi COVID-19.
"Pandemi menuntut lembaga pengelola zakat bertransformasi ke ranah digital. Hal ini seharusnya membuat kebermanfaatan menjadi lebih luas," ujar Yuswohady dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Jumat.
Di masa keterbatasan fisik, sedekah tetap bisa dilakukan jarak jauh dengan bantuan teknologi.
Yuswohady menuturkan gaya hidup sedekah akan menjadi kebiasaan masyarakat saat bahkan setelah pandemi.
"Proses edukasi sedekah sebagai habit, lama kelamaan akan natural, momentumnya saat pandemi ini,” ujarnya.
Dia menilai apa yang dilakukan Aksi Cepat Tinggi (ACT) di masa pandemi yakni mengajak masyarakat untuk bersedekah sebagai jalan menolong sesama akan menjadi kebiasaan.
"Sekarang orang mikirnya 'movement' untuk empati sosial. Akan jadi kebiasaan. Dan ketika empati muncul dapat mengalahkan kapitalisme dan selfish. Empati mengajak masyarakat memahami orang selain diri sendiri,” tuturnya.
Yuswohady mengatakan sedekah dan zakat seharusnya tidak lagi asing bagi masyarakat dunia. Islam di Indonesia sudah memulainya sejak tahun 2010. Saat itu gaya hidup muslim menjadi perhatian, seperti perbankan syariah, hijab, dan halal.
Berita Terkait
Pembagian sedekah pada perayaan Maulid Nabi
Minggu, 1 Oktober 2023 17:55 Wib
Tradisi Sedekah Laut Di Indramayu
Rabu, 3 Mei 2023 19:12 Wib
Pencari Sedekah Jembatan Sewo
Senin, 17 April 2023 15:34 Wib
Warung Sedekah Di Bulan Ramadhan
Jumat, 31 Maret 2023 12:01 Wib
Baznas Dharmasraya gerakan donasi sedekah satu tandan sawit
Kamis, 15 September 2022 14:24 Wib
Bank Nagari sosialisasi QRIS untuk mudahkan berinfak dan sedekah
Kamis, 15 September 2022 9:32 Wib
Sedekah Minyak Jelatah
Jumat, 25 Februari 2022 18:18 Wib
Sedekah Minyak Jelantah
Jumat, 4 Februari 2022 15:00 Wib