Saham-saham Wall Street bervariasi di tengah klaim pengangguran yang mengecewakan

id Wall Street,indeks S&P 500,indeks Dow,indeks Nasdaq

Saham-saham Wall Street bervariasi di tengah klaim pengangguran yang mengecewakan

Sejumlah pialang bertepuk tangan saat lonceng penutupan berbunyi dan kembali bersiap melakukan perdagangan di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat (22/5/2020). ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/aa.

New York, (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data menunjukkan lebih dari 1,5 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu, lebih tinggi daripada yang diperkirakan para analis.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 39,51 poin atau 0,15 persen, menjadi ditutup di 26.080,10 poin. Indeks S&P 500 meningkat 1,85 poin atau 0,06 persen, menjadi berakhir di 3.115,34 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 32,52 poin atau 0,33 persen, menjadi 9.943,05 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor real estat turun 1,34 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi menguat 1,19 persen ditopang kenaikan harga minyak, menjadikannya kelompok dengan kinerja terbaik.

Klaim pengangguran awal AS mencatat 1,508 juta pada pekan yang berakhir Sabtu (13/6), turun sedikit dari 1,566 juta yang direvisi naik pada minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (18/6). Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan 1,3 juta klaim awal untuk minggu tersebut.

"Ini menandai 11 minggu berturut-turut penurunan dalam tingkat klaim, tetapi menunjukkan klaim mendatar pada tingkat yang tidak pernah terlihat sebelum Lockdown Recession," Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis (18/6).

Investor menjadi gelisah tentang kebangkitan infeksi virus corona di beberapa negara bagian AS. Lebih dari 2,17 juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 118.000 kematian pada Kamis sore (18/6), menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (*)