Pemkab Pesisir Selatan dorong keuntungan UPJA perkuat modal kelompok

id sewa alsintan,Usaha Pelayanan Jasa Alsintan,pesisir selatan

Pemkab Pesisir Selatan dorong keuntungan UPJA perkuat modal kelompok

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Nuzirwan. (ANTARA / Didi Someldi Putra)

​​​​​​​Painan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mendorong agar keuntungan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) baik di tingkat kelompok tani ataupun di gabungan kelompok tani di daerah itu dimanfaatkan untuk memperkuat modal anggota.

"UPJA tentu ada keuntungannya dan keuntungan tersebut mesti digunakan untuk memperkuat modal anggota seperti pembelian benih, pupuk dan lainnya tergantung kebutuhan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Nuzirwan di Painan, Kamis.

Kegiatan di UPJA mencangkup penyewaan alsintan untuk keperluan pra panen, panen, hingga pascapanen, tergantung ketersedian alsintan di masing-masing kelompok tani ataupun di gabungan kelompok tani.

"Yang namanya sewa tentu ada ongkos dan ongkos ini oleh pengelola mesti dipertanggungjawabkan ke seluruh anggota dalam bentuk laporan berkala," sebutnya.

Sendainya hal tersebut tidak dilaksanakan maka ia memastikan terjadi kesalahan dalam pengelolaan UPJA, karena pada dasarnya alsintan yang disewakan dalam mendukung pelaksanaan UPJA merupakan milik kelompok atau gabungan kelompok tani.

"Alsintan yang disewakan dalam mendukung kegiatan UPJA merupakan bantuan untuk kelompok atau gabungan kelompok tani, sehingga jika kegiatannya tidak diketahui oleh anggotanya maka jelas telah terjadi kesalahan," katanya lagi.

Terkait alsintan, pada 2019 petanu daerah setempat menerima bantuan sebanyak 259 unit atau senilai Rp8 miliar.

Sementara sebelumnya di 2018 menerima 405 unit yang terdiri dari 106 unit traktor roda dua, 11 unit traktor roda empat dan lainnya jika dirupiahkan nilainya mencapai lebih kurang Rp10 miliar.

Ia menambahkan pada tahun ini pihaknya menargetkan produksi padi sebanyak 402 ribu ton atau naik sebanyak 42 ribu ton dibanding target 2019 yang hanya 360 ribu ton.

Untuk mencapai target tersebut pihaknya melakukan berbagai upaya mulai dari penguatan kelembagaan petani, peningkatan kemampuan petani, hingga penanganan cepat jika terjadi serangan hama.