Asitech Indonesia siap berkolaborasi menangkan persaingan global di era kenormalan baru

id Asitech, New Normal, Sumbar, Indonesia

Asitech Indonesia siap berkolaborasi menangkan persaingan global di era kenormalan baru

Asitech (Istimewa)

Padang, (ANTARA) - Asosiasi Advance Simulator and Technology (Asitech) Indonesia menyatakan siap berkolaborasi untuk memenangkan persaingan global di era kenormalan baru atau new normal pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi COVID-19

Ketua Asitech Indonesia, Rivira Yuana dalam siaran pers di Padang, Sabtu mengatakan untuk memenangkan persaingan di era kenormalan baru semua pelaku bisnis harus bersinergi membangun kembali perekonomian Indonesia.

“Efesiensi jadi sebuah tindakan yang tak bisa dihindari dan dunia industri harus membuat berbagai strategi dan inovasi mencapai efisiensi, demi memenangkan persaingan secara global,” kata dia

Ia menilai persiapan untuk memenangkan persaingan secara global ini tak lepas dari pandemi COVID-19 yang juga melanda berbagai negara di belahan dunia.

Wabah COVID-19 yang menyebar sangat cepat ini menyebabkan tidak normalnya perekonomian, perindustrian, pendidikan, kesehatan hingga tatanan kehidupan sosial masyarakat secara umum.

Kondisi ini sangat mengganggu beberapa sektor bisnis telah berjalan, salah satunya yakni sektor pariwisata yang bisa dikatakan dalam kondisi mati suri.

Jika kondisi ini dibiarkan dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat, Indonesia akan mengalami keterpurukan ekonomi secara nasional.

“Hal ini harus kita pikirkan bersama bagaimana caranya agar roda perekonomian Indonesia tetap berjalan untuk menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Baik pada masa pandemi, pascapandemi dan setelah ditemukan vaksin," katanya

Selain itu para pelaku bisnis harus sudah mulai melakukan analisa-analisa dan membuat strategi bisnis pada setiap masa itu

Sejak penerapan PSBB, perekonomian Indonesia jadi terganggu. Banyak perusahaan, tidak dapat lagi beroperasi seperti biasanya dan ini mengakibatkan pendapatan perusahaan menurun drastis.

Bahkan, ada beberapa perusahaan yang sama sekali tidak mencatatkan transaksi yang berdampak pada tidak adanya pendapatan.

Tentunya, semua keadaan ini akan berimbas pada karyawan, dengan terganggunya operasional perusahaan, mengakibatkan sistem pembayaran perusahaan terhadap karyawan jadi bermasalah.

"Banyak perusahaan yang memotong gaji, menangguhkan pembayaran gaji bahkan ada yang melakukan pemutusan hubungan kerja,” kata dia

Kondisi ini juga membuat dunia pendidikan juga berubah. Hampir semua proses belajar dan mengajar, dilakukan dengan jarak jauh atau dikenal dengan istilah Learn from Home (LfH) atau belajar dari rumah.

“Dengan LfH, tidak bisa dipungkiri kita semua harus menggunakan teknologi yang dapat mendukung kegiatan belajar di rumah,” katanya

Saat ini tidak semua sekolah, universitas dan lembaga pendidikan lainnya, mampu menyediakan sistem untuk mendukung LfH dan tentu berimbas pada terganggunya proses belajar dan mengajar.

Menurut dia hal ini sangat membahayakan generasi intelektual muda Indonesia, sebagai aset negara yang paling berharga.

"Untuk itu, kita perlu pikirkan bersama sebuah sistem pendidikan Indonesia yang dapat mendukung LfH dengan baik dan seragam. Semua elemen masyarakat dan pemerintah, untuk terus bergotong-royong dalam menghadapinya.” kata dia.

Terhitung sejak Februari 2020, wabah COVID-19menyebar sangat cepat ke seluruh wilayah Indonesia.

Berdasarkan data covid19.go.id per tanggal 29 Mei 2020, penderita positif COVID-19 telah mencapai angka 24.538 orang, Sembuh 6.240 orang dan Meninggal 1.496 orang.

Berbagai upaya, telah dilakukan pemerintah untuk menangani penyebaran dan penyembuhan masyarakat yang terpapar Covid19. Mulai dari penerapan social distancing, Work from Home (WfH), Learn from Home (LfH) dan PSBB.

ASITech Indonesia merupakan akronim dari Asosiasi Advance Simulator and Technology Indonesia. Lembaga ini didirikan untuk mendukung sekaligus jadi wadah kolaborasi dan sinergi sumber daya ‘anak negeri’, untuk akselerasi menjawab tantangan kenormalan baru Indonesia yang lebih efisien dan berdaya saing.

ASITech ini memiliki struktur Dewan Pengarah yang diemban Alex Indra Lukman, Prof Yandra Arkeman (Dewan Pakar), Amrin Rapi (Dewan Penasehat), Andi Rizaldi (Dewan Pengawas). Mendampingi Rivira Yuana sebagai ketua, terdapat Toni Surakusumah sebagai wakil ketua, Adhi Rachdian (Sekum), Agus Purwoko (Bendahara).

Juga terdapat posisi dua orang wakil sekretaris serta empat orang direktur yang terdiri dari Direktur SDM Standardisasi yang membawahi Bidang Pelatihan. Kemudian, Direktur Industri dan Inovasi.

Lalu, Direktur R&D yang menggawangi dua unit kerja yakni Bidang Simulator dan Bidang Penginderaan serta yang terakhir, Direktur Investasi.

Alex Indra Lukman selaku Dewan Pengarah mengatakan Asitech berkonsentrasi pada upaya-upaya membangun dan menerapkan produk-produk dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing sehingga mampu memperluas peluang lapangan kerja sekaligus menekan biaya import yang sangat besar.

Asitech juga fokus dengan dunia pendidikan. Pada saat kenormalan baru nanti, dunia pendidikan harus menerapkan sebuah sistem pembelajaran yang efektif dan efisien serta seragam dalam penggunaanya.

“Untuk membangun semua itu, kolaborasi dan sinergi antar instansi pemerintahan, BUMN, sektor swasta serta pelaku bisnis dan industri lainnya sangat diperlukan, terutama untuk menjawab tantangan Kenormalan Baru Indonesia,” kata dia

Ia mengatakan untuk menjawab tantangan Kenormalan Baru Indonesia ini, seluruh pihak harus terus mengembangkan inovasi-inovasi teknologi dan memajukan produk-produk dalam negeri untuk bidang perindustrian, pendidikan dan bidang lainya, sehingga dapat mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik,” kata dia.