Begini rancangan normal baru bidang pendidikan di Padang Panjang

id normal baru di bidang pendidikan,padang panjang,berita padang panjang,padang panjang terkini,berita sumbar,sumbar terkini,pendidikan padang panjang

Begini rancangan normal baru bidang pendidikan di Padang Panjang

Petugas PMI Kota Tangerang menyemprotkan cairan disinfektan di SMA Negeri 2 Kota Tangerang, Banten, Kamis (19/3/2020). Penyemprotan tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan/aww)

Padang Panjang, (ANTARA) - Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat mulai merancang penerapan kenormalan baru dalam pelaksanaan kegiatan belajar siswa di sekolah yang akan dimulai pada tahun ajaran baru Juli 2020.

"Pola kegiatannya mulai kami rancang dan disosialisasikan secara berjenjang hingga sampai kepada orangtua siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Panjang Ali Tabrani di Padang Panjang, Jumat.

Pelaksanaan pendidikan dalam tatanan kenormalan baru akan mewajibkan semua warga sekolah serta tamu yang datang ke sekolah untuk mengenakan masker, dilakukan pengecekan suhu tubuh sebelum masuk lingkungan sekolah dan mencuci tangan.

Masker mesti dikenakan sejak anak keluar dari rumah menuju sekolah hingga pulang kembali ke rumahnya. Terkait suhu tubuh, bagi yang terukur di atas 37 derajat celcius maka akan dipulangkan dan diarahkan agar segera melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas terdekat.

Kemudian sebelum kegiatan dalam kelas dimulai diwajibkan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sehingga setiap sekolah diminta untuk menyediakan sarana tersebut.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, di kondisi "new normal" ditetapkan pemangkasan jam pelajaran menjadi setengahnya dan jumlah siswa dalam satu kelas juga dikurangi menjadi setengahnya sehingga kegiatan belajar dibagi menjadi dua shif.

Hal tersebut diharapkan dapat memaksimalkan penerapan protokol kesehatan COVID-19 di mana jarak antarsiswa di dalam kelas minimal satu meter.

"Jika satu jam pelajaran dulu 40 menit, maka dalam 'new normal' jadi 20 menit. Dulu satu kelas 30 orang, kini 15 orang ada yang masuk pagi dan siang. Jarak antarsiswa dapat terjaga," katanya.

Karena berkurangnya jam tatap muka di kelas, para guru juga diminta berinovasi dan memaksimalkan pelaksanaan pendidikan jarak jauh memanfaatkan teknologi informasi.

Sementara untuk mengurangi interaksi antarsiswa, maka ditiadakan jam istirahat, siswa tidak dibenarkan saling pinjam alat tulis, meniadakan kegiatan ekstrakulikuler dan kantin sekolah juga belum dipertimbangkan untuk dibuka.

Setelah kegiatan di sekolah selesai maka pihak sekolah mesti membersihkan kembali ruang-ruang yang sudah dipakai dengan menyemprotkan disinfektan

"Pola pendidikan dan aturan tersebut kami informasikan pada kepala sekolah, kepala sekolah lanjut ke guru-guru dan dari guru sosialisasi kepada para orangtua siswa," katanya.

Selain itu pihak sekolah juga dianjurkan agar memasang spanduk berisi informasi seputar COVID-19 dan pencegahannya di lokasi strategis di sekolah agar dapat dibaca dan dipahami warga sekolah.

"Kami kini juga persiapkan tim yang akan memonitor bagaimana kesiapan sekolah untuk 'new normal' dan mengevaluasi pelaksanaannya nanti," ujarnya. (*)