IHSG berpotensi melemah dampak meningkatnya tensi geopolitik AS-China

id IHSG,Bursa,Saham

IHSG berpotensi melemah dampak meningkatnya tensi geopolitik AS-China

Layar ponsel menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ini berpotensi melemah dipicu meningkatnya tensi geopolitik antara Amerika Serikat dan China.

IHSG Jumat pagi, dibuka melemah 3,7 poin atau 0,08 persen ke posisi 4.712,48. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,71 poin atau 0,24 persen menjadi 707,65.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, memperkirakan IHSG akan melemah pada akhir pekan dengan pertimbangan faktor pasar global terutama Asia yang berpotensi terkoreksi seiring penurunan bursa saham AS.

"Pasar akan mengantisipasi konferensi pers Presiden AS Donald Trump soal China terkait isu Hong Kong," ujar Alfiansyah.

National People’s Congress (NPC) China telah mengesahkan Undang Undang Keamanan baru untuk Hongkong pada Kamis (28/5), yang dapat meningkatkan kendali Beijing atas Hongkong, yang berpotensi meningkatkan tensi antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump tidak lagi menganggap Hong Kong sebagai daerah otonom dari China. Hal ini diyakini sebagai langkah pertama yang diperlukan untuk mencabut status preferensi perdagangan dan keuangan eks-jajahan Inggris tersebut.

Hong Kong tidak akan lagi mendapat perlakukan khusus di bawah hukum Amerika Serikat seperti yang diterapkan oleh hukum AS pada Hong Kong sebelum Juli 1997.

Dari domestik, pemerintah mengkaji tahapan kenormalan baru atau new normal dalam masa pandemi COVID-19 yang rencananya dimulai 1 Juni 2020 nanti.

Tujuan utamanya adalah untuk menggerakkan roda perekonomian yang macet selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2020 anjlok.

New normal dimulai dengan membuka sektor usaha yang memiliki risiko kesehatan minim tapi manfaat ekonominya tinggi. UMKM atau pertokoan dinilai paling cocok untuk dibuka pada Juni.

UMKM berkontribusi terhadap 60 persen ekonomi nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja. UMKM juga dianggap mampu membangkitkan konsumsi nasional.

Bursa saham regional pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 153,84 poin atau 0,7 persen ke 21.836,16, indeks Hang Seng terkoreksi 119,22 poin atau 0,52 persen menjadi 23.013,54, dan indeks Straits Times melemah 6,55 poin atau 0,26 persen ke 2.508,69.