Kemenristek gagas laboratorium mobile untuk optimalisasi tes COVID-19 di daerah

id labor mobile, kemenristek, berita padang, berita sumbar,laboratorium mobile,tes COVID-19,Kemenristek gagas laboratorium mobile

Kemenristek gagas laboratorium mobile untuk optimalisasi tes COVID-19 di daerah

Rancangan Laboratorium Mobile BSL 2. (Antara/Kemenristek)

Padang, (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tengah merancang laboratorium mobile bio safety level (BSL 2) untuk menguji spesimen sampel swab terkait dengan Corona Virus Disease (COVID-19).

"Mobile lab BSL 2 dirancang untuk optimalisasi tes PCR terutama di daerah yang belum memiliki labor permanen," kata Menteri Riset Teknologi Bambang PS Brodjonegoro di Padang, Jumat.

Ia menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara pada Webinar dengan tema Riset, Inovasi dan Aplikasi untuk menanggulangi wabah dan dampak COVID-19 yang digelar Universitas Andalas (Unand) Padang secara daring.

Menurut dia keberadaan laboratorium mobile bisa membantu mempercepat pengetesan karena dapat memeriksa 260 sampel per hari.

"Misalnya di Sumatera Barat di daerah yang jauh dari Padang seperti Dharmasraya namun membutuhkan tes agar lebih cepat tinggal membawa lab mobile ini ke sana," kata dia.

Baca juga: Kemenristek alokasikan angggaran Rp15 triliun untuk hilirisasi riset

Ia mengatakan sejak awal April laboratorium mobile tersebut sedang dalam tahap desain dan pada 28 April sampai 15 Mei memasuki proses manufaktur.

"Pada 15-17 Mei 2020 akan dilakukan tes untuk memastikan semua sistem berjalan baik," kata dia.

Kemudian pada 20 Mei direncanakan siap beroperasi dengan spesifikasi kontainer setinggi 20 kaki.

Bambang menambahkan laboratorium mobile ini merupakan salah satu program yang dibuat untuk skrining dan diagnosis COVID-19.

Ia menyampaikan saat kasus COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan pihaknya segera membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk mempercepat penanganan pandemi ini.

Konsorsium beranggotakan lembaga pemerintah non kementerian, BUMN, Kementerian Kesehatan, BPOM, Dikti, RS, diaspora dan perguruan tinggi.

Untuk program pencegahan saat ini konsorsium fokus pada penelitian terkait tanaman obat, suplemen dan alat pelindung diri.

Sedangkan untuk skrining dan diagnosis dikembangkan tes PCR dan rapid tes dan laboratorium mobile.

Sementara untuk alat kesehatan sedang dikembangkan ventilator, perangkat lunak data movement, peta geospasial dan robot pemberian obat. (*)