Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menduga pasien COVID-19 yang telah sembuh dari penyakit tersebut berisiko mengalami fibrosis atau paru-parunya menjadi mengeras, sehingga menurunkan fungsinya.
"Kalau dia tidak ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome atau pneumonia berat) sebenarnya (dia) tidak berisiko (mengalami) pulmonary fibrosis," kata dr. Dianiati K. Sutoyo, Sp.P(K) dalam Webinar Dokter Paru terkait kemungkinan kerusakan paru akibat COVID-19 di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa secara teori tidak semua pasien COVID-19 akan mengalami fibrosis, kecuali jika pasien tersebut mengalami pneumonia berat pada saat masih menderita COVID-19.
Baca juga: Sumbar siapkan sanksi bagi pelanggar PSBB, kata Wagub Nasrul Abit
"Walaupun demikian, akan ada juga (kemungkinan) mekanisme lain selain ARDS yang (menyebabkan) pulmonary fibrosis. Ada saja, apakah dari virusnya, apakah dari mekanisme COVID-19 atau dari hipoksianya. Jadi kita harus mengevaluasi," katanya.
Tetapi, dia menekankan bahwa seseorang dapat sangat berisiko mengalami fibrosis ketika seseorang tersebut pernah mengalami pneumonia berat. "Dia lebih berisiko. Walaupun pasien ARDS secara umum tidak semuanya akhirnya di 'longterm pulmonary fibrosis'," katanya.
Baca juga: Vladimir Putin positif terjangkit virus corona
Baca juga: Menakjubkan, perempuan berusia 113 tahun berhasil mengalahkan corona
Sementara itu, dokter paru dr. Andika Chandra Putra pada kesempatan lain mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian besar terkait dugaan terjadinya fibrosis yang menyebabkan penurunan fungsi paru pada pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Namun, laporan penelitian dari Hong Kong menyebutkan sepertiga dari sembilan pasien yang sembuh dari COVID-19 mengalami fibrosis yang menurunkan fungsi paru setelah mereka mengalami ARDS atau pneumonia berat.
Pada pasien yang mengalami fibrosis, secara patogenesis paru-parunya awalnya akan mengalami peradangan jika terjadi infeksi atau inflamasi.
Lambat laun, alveolus pada paru-paru akan semakin menebal hingga akhirnya mengalami fibrosis atau pengerasan paru-paru. Saat paru-paru tersebut mengeras, kembang kempis paru juga akan menjadi terganggu, sehingga pada akhirnya menurunkan fungsi paru.
Baca juga: Dokter sekaligus pasien corona, yang awalnya tak bergejala
Berita Terkait
Hunian Hotel di Bukittinggi naik 100 persen saat Libur Lebaran
Sabtu, 20 April 2024 17:08 Wib
Kemenag Bukittinggi minta penyuluh agama dan penghulu dukung Pronas Menteri Yaqut
Sabtu, 20 April 2024 17:06 Wib
Festival durian upaya Solok Selatan majukan UMKM
Sabtu, 20 April 2024 13:58 Wib
Masyarakat Kota Payakumbuh terima bantuan dari Kemensos RI
Sabtu, 20 April 2024 13:55 Wib
31 kelompok tani di Agam dapat bantuan pompa air dari Kementan
Sabtu, 20 April 2024 13:40 Wib
Jalan di Kelok Hantu amblas, arus lalu lintas masih buka tutup (Video)
Sabtu, 20 April 2024 13:28 Wib
Pemkab Pasaman Barat raih tiga penghargaan tingkat provinsi
Sabtu, 20 April 2024 13:22 Wib
Mengenal Rayo Anam, tradisi ziarah kubur di Tanah Datar
Sabtu, 20 April 2024 11:31 Wib