Padang, (ANTARA) - Ombudsman perwakilan Sumatera Barat mengungkap enam potensi maladministrasi dalam penyaluran bantuan sosial terkait Corona Virus Disease (COVID-19) di provinsi itu yang perlu dicegah oleh pemangku kepentingan terkait.
"Berdasarkan hasil kajian, kami menemukan tidak ada saluran pengaduan khusus bansos COVID-19 di tingkat pemerintah provinsi dan kabupaten kota, ini berpotensi menimbulkan maladministrasi mulai dari penyimpangan prosedur hingga penyalahgunaan wewenang," kata Kepala Ombudsman perwakilan Sumbar Yefri Heriani di Padang, Selasa
Ia menyampaikan hal itu pada pemaparan hasil kajian cepat Ketersediaan Layanan Informasi/Pengaduan Penyaluran Bantuan Sosial Dampak COVID-19 di Sumatera Barat secara daring.
Menurut dia potensi maladministrasi yang pertama adalah terjadinya penyimpangan prosedur yang berpeluang terjadi sejak pendataan penerimaan bansos mulai dari tingkat RT hingga level kementerian.
Kemudian permintaan imbalan dengan modus sumbangan sukarela oleh oknum tertentu kepada penerima bansos sebagai ucapan terima kasih.
Lalu penyalahgunaan wewenang yang berpeluang terjadi pada tingkat RT hingga Gubernur.
"Dalam hal ini salah satu contoh adalah perangkat nagari, kelurahan, RT dan RW memasukan nama keluarga sebagai penerima bantuan kendati tidak sesuai dengan kriteria," kata dia.
Berikutnya konflik kepentingan yang berpeluang terjadi pada berbagai pihak dari keluarga sampai pemerintah nagari dan kelurahan karena adanya hubungan kelompok, golongan, suku atau hubungan kekeluargaan sehingga layanan tidak diberikan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya tidak memberikan pelayanan yang berpeluang terjadi sejak pendataan penerimaan bansos mulai dari tingkat RT hingga level kementerian.
Ia menyampaikan salah satunya adalah ketika ada pengaduan maka pejabat berwenang memberikan jawaban seadanya, tidak jelas, membingungkan, tidak tahu, silahkan tanya ke pihak lain dan ketentuan provinsi dan pusat.
Terakhir keberpihakan berupa keberpihakan aparat pemerintah terhadap suatu kelompok sehingga diutamakan untuk mendapatkan bansos sementara kelompok lain tidak diperhatikan.
Berdasarkan hasil kajian tersebut Ombudsman memberi saran agar gubernur memerintahkan OPD terkait saluran informasi/pengaduan, prosedur penanganan pengaduan, dan pejabat/petugas pengelola pengaduan dalam penyaluran bantuan sosial.
Menanggapi hal itu Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman Rizal menyampaikan terima kasih atas hasil kajian cepat yang telah dilakukan Ombudsman Sumbar karena cukup bermanfaat.
"Setelah hasil kajian cepat ini kami terima akan segera ditindaklanjuti dengan Gubernur membuat surat kepada bupati dan wali kota agar menindaklanjuti hasil kajian Ombudsman ini," ujarnya.
Ia menyampaikan hari ini kami akan buat surat instruksi Gubernur kepada bupati dan wali kota membuat saluran pengaduan khusus bansos COVID-19, prosedur, mekanisme dan penanggungjawabnya.
Berita Terkait
Ombudsman segera rampungkan investigasi dugaan malaadministrasi Marapi
Sabtu, 6 Januari 2024 7:32 Wib
Ombudsman soroti potensi maladministrasi aturan sewa lahan
Selasa, 24 Oktober 2023 8:43 Wib
Ombudsman dalami informasi terkait pembubaran demonstran PSN
Jumat, 11 Agustus 2023 5:46 Wib
Ombudsman dalami laporan dugaan maladministrasi PPDB di Padang
Sabtu, 8 Juli 2023 18:30 Wib
Ombudsman ajak warga Sumbar aktif laporkan dugaan maladministrasi PPDB
Sabtu, 8 Juli 2023 14:42 Wib
Ombudsman Sumbar terima 49 laporan masyarakat hingga Agustus 2022, didominasi soal pertanahan
Rabu, 31 Agustus 2022 15:22 Wib
Ini temuan Ombudsman Sumbar terkait maladministrasi di SMKN 2 Padang
Selasa, 15 Juni 2021 16:54 Wib
Polemik penunjukan Boy Rafli jadi Kepala BNPT, Kompolnas membenarkan, IPW sebut maladministrasi
Senin, 4 Mei 2020 21:33 Wib