Painan, (ANTARA) - Harga getah gambir di tingkat pedagang pengumpul di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat anjlok ke angka paling rendah yakni Rp10 ribu per kilogram imbas mewabahnya virus Corona jenis baru atau COVID-19.
"Harga getah gambir memang tidak ada patokannya tergantung para pedagang besar di Kota Padang, bahkan pernah menembus angka Rp100 ribu per kilogram. Namun sejak mewabahnya COVID-19 harganya anjlok hingga Rp10 ribu per kilogram. Ini di angka paling rendah," kata seorang pedagang pengumpul getah gambir di Kecamatan Sutera Dulhendri (30) di Painan, Senin.
Dengan situasi saat ini, lanjutnya produksi getah gambir pun tersendat, dan rata-rata dalam sehari ia hanya mampu membeli 100 kilogram getah gambir dari para petani.
Padahal jika dibanding sebelum, ia bisa membeli getah gambir antara 400 kilogram sampai satu ton dalam sehari, dan hal tersebut juga dirasakan pedagang pengumpul lain.
"Penurunan ini terjadi karena para petani enggan memanen tanaman gambir mereka karena ongkos produksi yang jauh lebih tinggi dibanding harga jual," sebutnya.
Saat ini ladang-ladang gambir di daerah setempat ditelantarkan saja karena dinilai tidak lagi menjanjikan dalam mencukupi kebutuhan keluarga.
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Pesisir Selatan Nuzirwan menyebut penurunan harga getah gambir tidak bisa dilepaskan dari wabah COVID-19 yang melanda dunia saat ini.
Ia mendorong agar petani tetap merawat ladang-ladang mereka karena kemungkinan besar harga getah gambir akan berangsur stabil setelah keadaan membaik.
Petani gambir di daerah setempat, lanjutnya menyebar di beberapa kecamatan mulai dari Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah IV Hulu Tapan dan Linggo Sari Baganti dengan luas ladang gambir secara keseluruhan lebih dari 14.313 hektare.
Di Pesisir Selatan terdapat tiga varietas tanaman gambir yakni cubadak, udang dan riau. Di antara ketiganya varietas udang merupakan yang paling baik karena daunnya yang tidak terlalu keras, sehingga waktu perebusan untuk menghasilkan getahnya tidak memakan waktu lama dan getahnya pun jauh lebih banyak.
Sementara varietas lain yakni cubadak dan riau memiliki ciri daun yang lebih lebar, tebal dan keras. Sehingga waktu merebusnya menjadi agak lama, dan karena kondisi itu getah yang dihasilkan pun lebih sedikit. (*)
Berita Terkait
Bangun industri gambir, Bupati Pesisir Selatan : Petani sejahtera, daerah mandiri
Senin, 4 Maret 2024 13:33 Wib
Presiden Jokowi: Kalau ada kecurangan, bisa lapor ke Bawaslu
Rabu, 14 Februari 2024 10:16 Wib
Presiden Jokowi dan Iriana mencoblos di TPS 10 Gambir
Rabu, 14 Februari 2024 9:41 Wib
Pemprov Sumbar susun Pergub tata niaga gambir
Selasa, 16 Januari 2024 16:40 Wib
Unand akan kembangkan gambir jadi tinta printer dan spidol
Kamis, 14 September 2023 18:11 Wib
Gubernur Sumbar apresiasi inovasi Unand olah gambir jadi tinta pemilu
Rabu, 13 September 2023 20:07 Wib
Akademisi: KPU akan gunakan tinta dari gambir hasil inovasi Unand
Rabu, 13 September 2023 16:34 Wib
Rektor: Unand konsisten kembangkan inovasi dari tanaman gambir
Selasa, 5 September 2023 16:59 Wib