Kapal pengangkut bantuan untuk korban banjir di Siberut Mentawai dihadang gelombang setinggi tiga meter

id Banjir Siberut,Banjir Siberut Mentawai,berita terkini mentawai,berita terkini siberut mentawai,berita sumbar,kepulauan siberut dilanda banjir,kepulaua

Kapal pengangkut bantuan untuk korban banjir di Siberut Mentawai dihadang gelombang setinggi tiga meter

Perahu nelayan menghadang gelombang tinggi saat akan pergi ke laut menggunakan kapal kecil, di Pantai Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ama.

Padang, (ANTARA) - Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Kortanius Sabeleake mengatakan penyerahan bantuan pangan untuk warga yang tedampak banjir di Kepulauan Siberut sejak Jumat (1/5) masih terkendala kondisi cuaca.

"Pada Minggu siang kami telah menyiapkan bantuan untuk dibawa ke pulau Siberut, namun karena kondisi cuaca bantuan yang diangkut dengan kapal tersebut belum bisa diantarkan," kata Kortanius Sabeleake lewat jumpa pers secara daring yang difasilitasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Sumbar di Padang, Minggu malam.

Ia mengatakan di daerah setempat masih terjadi badai dan ketinggian gelombang mencapai dua hingga tiga meter, sehingga tidak memungkinkan kapal untuk berangkat.

Hal itu mengingat akses transportasi di daerah kepulauan tersebut adalah via laut.

"Hingga Minggu malam kami masih menunggu, jika cuaca sudah membaik kapal tersebut akan langsung diberangkatkan ke Pulau Siberut," katanya.

Untuk menanggulangi kondisi itu pemerintah kabupaten telah berkoodinasi dengan para camat untuk menggunakan terlebih dahulu stok beras yang ada di Kantor Kecamatan.

Ia mengatakan ada dua kapal yang disiapkan untuk mengangkut bantuan berupa 19 ton beras dan sejumlah alat kesehatan tersebut.

"Jika bantuan bisa diangkut besok maka akan segera disalurkan, kami juga telah menginformasikan kepala desa agar menunggu di kantor camat masing-masing," katanya.

Kortanius mengatakan bantuan sebanyak 19 ton diperkirakan bisa untuk kebutuhan satu minggu.

Sebelumnya, banjir terjadi di lima kecamatan di Pulau Siberut akibat hujan yang mengguyur daerah setempat sejak Kamis (30/4).

Genangan air merendam pemukiman hingga ke rumah warga, terutama yang berada di pinggiran sungai.

Akibatnya masyarakat mengungsi dari rumah menuju ke ladang, perkebunan, atau tempat lain yang berada di dataran tinggi.

Berdasarkan data yang dihimpun hingga Minggu (3/5) malam ada 1.800 Kepala Keluarga yang terdampak banjir dari 10 desa di lima kecamatan yang ada di Siberut.

Selain itu hingga Minggu malam dilaporkan masih ada masyarakat di tiga desa yang mengungsi karena air belum surut sepenuhnya.

"Untuk tiga desa itu air memang telah surut dari rumah-rumah warga, namun di perkampungannya masih menggenang," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan meninjau langsung lokasi banjir pada Senin (4/5) jika kondisi cuaca memungkinkan untuk berangkat ke Kepulauan SIberut.

Pemerintah juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir hingga 10 hari ke depan terhitung Jumat (1/5). (*)