Anggota Komisi Fatwa MUI: Maknai musibah COVID-19 sebagai cobaan

id majelis ulama indonesia,covid-19,komisi fatwa mui

Anggota Komisi Fatwa MUI: Maknai musibah COVID-19 sebagai cobaan

Ilustrasi logo Majelis Ulama Indonesia. (ANTARANews) (1)

Musibah dari Allah ada yang bertujuan memberi peringatan, cobaan baik kepada mukmin dan nonmukmin,
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan musibah COVID-19 di berbagai belahan dunia agar dimaknai sebagai cobaan bagi setiap mukmin dan nonmukmin.

"Musibah dari Allah ada yang bertujuan memberi peringatan, cobaan baik kepada mukmin dan nonmukmin," kata Ahsin lewat telekonferensi yang dipantau dari Jakarta, Senin.

Lebih lanjut, dia mengatakan COVID-19 sebagai cobaan dari Allah dapat menguji tingkat keimanan manusia. Akan semakin nampak seberapa berimannya individu, bahkan bagi mereka golongan orang munafik.

Musibah apapun termasuk corona, kata dia, salah satu cara Allah menguji umat-Nya, baik melalui ketakutan dan kelaparan.

"Salah satu cara Allah menguji itu melalui 'khauf' (ketakutan) misalnya ada ketakutan bagaimana orang tua khawatir anaknya dewasa nanti bagaimana cari uang, orang bekerja takut pensiun. Ujian lainnya, 'min ju'i' atau kelaparan ada berkurangnya harta benda hasil panen," katanya.

Maka dari itu, Ahsin mengajak umat untuk memaknai musibah dengan kacamata keagamaan yang benar sehingga dapat melalui perjalanan waktu dengan tenang dan tetap berupaya dengan segala cara agar bencana dapat diatasi.

Dia mengajak umat Islam dan masyarakat untuk dapat mengatur diri agar berprasangka baik kepada Allah atas segala cobaan saat ini, termasuk menyikapinya dengan kesabaran. Tidak kalah penting, agar tetap mensyukuri segala yang dimiliki saat ini meski di tengah pandemi COVID-19.

Seiring dengan itu, Ahsin menekankan pentingnya usaha setiap pihak agar dapat memutus rantai penularan COVID-19 dengan tetap tinggal di rumah, menjaga jarak aman dan menerapkan berbagai protokol kesehatan lainnya.

Selain itu, kata dia, penting untuk menyerahkan persoalan teknis mitigasi bencana corona itu kepada ahlinya seperti tenaga medis, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.

"Sudah tentu menghadapi musibah itu kita selaku orang biasa mengedepankan ikhtiar terlebih dahulu. Kita dengarkan nasihat para dokter mengenai apa yang harus dilakukan... Pemerintah saat ini juga sudah baik dengan mengedepankan pencegahan penularan COVID-19 dengan berbagai pembatasan aktivitas masyarakat," katanya.