Boni Hargens nilai Istana perlu lakukan "bersih-bersih"

id Boni Hargens,Jokowi,presiden jokowi,staf khusus presiden

Boni Hargens nilai Istana perlu lakukan "bersih-bersih"

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens (ANTARA/Foto: Feru Lantara)

Situasi kita tidak mudah. Pemerintah sedang bekerja keras menjaga persepsi publik tetap positif dan saat yang sama harus menangani korban wabah,
Depok (ANTARA) - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai pihak Istana perlu lakukan "bersih-bersih" karena dihadapkan pada tantangan internal yang cukup serius.

Hal tersebut dikatakan Boni dalam keterangan tertulisnya, Rabu menanggapi selentingan mengenai staf khusus presiden yang mengirimkan surat kepada para camat atas nama perusahaan pribadinya tetapi dengan memakai logo resmi kenegaraan, hingga ada oknum staf khusus yang berbisnis dengan urusan COVID-19.

"Ini tentunya membuat reputasi dan legitimasi pemerintah tercoreng," tegasnya.

Ia mengatakan di tengah kompleksitas penanganan wabah virus corona atau COVID-19, pemerintah dihadapkan pada tantangan internal yang cukup serius.

"Situasi kita tidak mudah. Pemerintah sedang bekerja keras menjaga persepsi publik tetap positif dan saat yang sama harus menangani korban wabah," katanya.

Boni mengatakan tentunya situasi yang kacau di internal istana akan menambah runyam keadaan.

"Saya kira demi perbaikan kinerja dan penyelamatan citra pemerintah perlu ada tindakan tegas terhadap bentuk perilaku menyimpang macam itu," ujarnya.

Masalahnya serius, lanjut Boni, karena berkaitan dengan etika jabatan di satu sisi, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah di sisi lain.

Lebih lanjut Boni mengapresiasi kerja keras dan komitmen Presiden Joko Widodo yang banting tulang bekerja di tengah terpaan fitnah dan ancaman permainan politik dari para pecundang yang ingin mengail di air keruh.

"Kita dengar ada kelompok anarco yang ingin melakukan penjarahan di sejumlah kota besar, dan beruntung kepolisian telah bertindak cepat," katanya.

Kita juga lihat ada provokasi yang sistematis di media sosial untuk menyudutkan citra pemerintah, bahkan menyerang pribadi presiden. Semua ini dihadapi presiden dengan tenang.

"Jadi jangan lagi membebani presiden dengan manuver sepihak dari oknum lingkaran dalam istana yang justru merusak semua kerja keras pemerintah," katanya.