Gerindra Sumbar salurkan APD penanganan pasien COVID-19 ke RSUP M Djamil

id Padang, Sumbar,Gerindra,Gerinda Sumbar

Gerindra Sumbar salurkan APD penanganan pasien COVID-19 ke RSUP M Djamil

Kader Partai Gerindra Sumatera Barat memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada RSUP M Djamil (ANTARA/ Mario Sofia Nasution)

Padang, (ANTARA) - Partai Gerindra Sumatera Barat memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Kota Padang untuk melengkapi kebutuhan penanganan pasien COVID-19

Ketua DPRD Sumbar yang juga kader Partai Gerindra Supardi di Padang, Kamis mengatakan Partai Gerindra akan terus intens memberikan perhatian kepada tenaga kesehatan yang bertugas sebagai garda terdepan dalam menghadapi COVID-19.

"Ini bantuan dari DPD Partai Gerindra Sumbar dan seharusnya disampaikan Ketua Andre Rosiade. Bantuan ini sebagai bentuk dukungan moril dan materil dalam penanganan wabah ini," kata dia di Padang, Kamis.

Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi didampingi Ketua DPRD Padang Syafrial Kani dan anggota DPRD Padang Mastilizal Aye yang merupakan kader Partai Gerindra.

Mereka disambut Direktur Umum SDM dan Pendidikan RSUP M Djamil Dr dr Dovy Djanas.

Ia mengatakan kebutuhan APD untuk tenaga medis cukup tinggi dan hal ini sebagai bentuk dukungan dari seluruh pihak termasuk partai politik memiliki kewajiban untuk membantu.

"Kita mendorong teman-teman lain ikut menyalurkan bantuan APD ini. Tenaga kesehatan tidak bekerja sendiri dalam penanganan kasus ini," kata dia.

Sementara itu Direktur Umum SDM dan Pendidikan RSUP M Djamil Dr dr Dovy Djanas mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepedulian Partai Gerindra terhadap kebutuhan tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19.

Ia mengatakan RSUP M Djamil Padang setidaknya membutuhkan sebanyak 100 APD setiap harinya untuk melayani pasien COVID-19.

Apalagi setelah rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan pasien COVID-19.

Sebelumnya kami juga telah berkoordinasi dengan Gubernur Sumbar terkait bantuan alat "eva filter". Selain itu pihaknya menyampaikan kekurangan tenaga perawat dan bidan untuk pasien COVID-19.

Menurut dia pasien COVID-19 berbeda dengan pasien umum kalau pasien umum perawat bekerja dalam tiga shift dan satu shift delapan jam.

Sementara untuk pasien COVID-19, tenaga perawat harus memiliki kondisi yang prima dan sehat sehingga jadwal kerjanya harus lebih singkat yaiti selama empat jam saja.

"Hal ini tentu membuat kebutuhan perawat menjadi dua kali lipat dan ini sudah kami sampaikan dan berharap difasilitasi," kata dia. (*)