Masyarakat diajak ramah terhadap anak di tengah wabah COVID-19

id Corona, anak, stigma,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Masyarakat diajak ramah terhadap anak di tengah wabah COVID-19

Ketua Harian Children Crisis Center Lampung, Syafrudin. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Mari kita lebih ramah terhadap anak dan mengurangi adanya stigma negatif terhadap penderita COVID-19,
Bandarlampung (ANTARA) - Lembaga pemerhati anak Children Crisis Center (C3) mengajak seluruh masyarakat untuk ramah dan menghindari stigma negatif terhadap anak di tengah pandemi wabah COVID-19.

"Mari kita lebih ramah terhadap anak dan mengurangi adanya stigma negatif terhadap penderita COVID-19," ujar Ketua Harian Children Crisis Center Lampung, Syafrudin, saat dihubungi di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan, stigma negatif terhadap penderita COVID-19 termasuk anak terjadi atas kurangnya pemahaman masyarakat akan pandemi COVID-19.

"Stigma negatif yang muncul terhadap pasien COVID-19 di tengah masyarakat terjadi atas ketidakpahaman masyarakat atas pandemi ini dan banyak yang menganggapnya sebagai aib," katanya.

Menurutnya, anak-anak merupakan individu yang rentan terpapar dan rentan terhadap kekerasan maupun stigma negatif terkait pandemi COVID-19.

"Anak dari seorang keluarga yang dinyatakan positif COVID-19 atau bahkan anak itu sendiri yang menjadi pasien COVID-19 harus mendapat perhatian dan perlindungan sebab mereka sangat rentan akan kekerasan atau stigma negatif yang dapat mempengaruhi psikis," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengantisipasi dan melindungi anak dari segala stigma negatif akibat COVID-19, perlu peran serta pemerintah untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

"Pemerintah seharusnya memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk meminimalisir stigma negatif, melalui sosialisasi, karena penanganan pandemi ini harus dilakukan bersama dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Selain itu, pemerintah dan masyarakat harus mengedepankan perlindungan anak terkait hak akan hidup, tumbuh kembang maupun partisipasi di tengah pandemi COVID-19," ujarnya.