PDP COVID-19 di Pasaman Barat menjadi tiga orang (Video)

id PDP Covid-19,covid-19 di Pasaman Barat

PDP COVID-19 di Pasaman Barat menjadi tiga orang (Video)

Tim Satgas COVID-19 Pasaman Barat sedang memeriksa suhu tubuh, mendata dan menyemprotkan disinfektan ke setiap warga yang masuk ke daerah itu di perbatasan. (ANTARA/Altas Maulana)

Simpang Empat, (ANTARA) - Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah menjadi tiga orang hingga Jumat (3/4).

"Terjadi penambahan dibandingkan dua hari yang lalu. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi 92 orang," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Pasaman Barat Gina Alecia di Simpang Empat, Jumat.

Ia mengatakan tiga orang yang PDP itu, dua sudah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jambak, sedangkan satu orang tidak bersedia dirawat.

"Terhadap satu orang ini berbagai pihak lintas sektor sedang mengedukasi agar pasien bersedia dirawat di rumah sakit," katanya.

Sedangkan untuk ODP juga terus mengalami peningkatan yang sehari sebelumnya 85 orang, hari ini naik menjadi 92 orang.

ODP itu merupakan pelaku perjalanan yang demam, batuk dan pilek.

"Dari 92 orang itu, sembilan orang diantaranya sudah selesai pemantauan dalam kondisi sehat dan satu orang naik statusnya menjadi ODP. Sedangkan yang positif belum ada," sebutnya.

Sementara itu jumlah pelaku perjalanan di Pasaman Barat juga terus meningkat menjadi 2.100 orang.

Menurut Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pasaman Barat, Edi Busti jumlah perantau atau pelaku perjalan di Pasaman Barat terus meningkat.

Untuk mengantisipasinya pihaknya membuat posko perbatasan di tiga titik lokasi yakni di Kinali, Ranah Batahan dan Talamau.

Setiap warga yang masuk ke Pasaman Barat distop dan diperiksa suhu tubuh serta disemprotkan disinfektan.

"Masing-masing orang didata dan dicatat alamat dan nomor telephonenya. Jika suhu tubuhnya tinggi dan mempunyai riwayat perjalanan dari daerah pendemi maka akan dipantau dan masuk Orang Dalam Pamantauan," tegasnya.

Ia meminta kepada warga yang baru datang dari luar daerah atau luar negeri segera melaporkan diri ke posko kesehatan sebagai antisipasi COVID-19.

Untuk mengantisipasi COVID-19 diperlukan kerja sama semua pihak, terutama warga yang baru datang dari rantau.

Ia menyebutkan tidak semua warga yang bisa terdeksi baru datang dari luar daerah meskipun posko diperbatasan telah didirikan.

Untuk itu, ia berharap warga yang baru datang segera melapor untuk dicek kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan untuk memastikan tidak terjangkit COVID-19.

"Bagi yang terdata dan telah diperiksa dan tidak ada gejala COVID-19 untuk menahan diri dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," katanya.

Pihaknya meminta kepada warga untuk melaporkan ke pihak pemerintah untuk setiap warga yang baru datang.

Sebab saat masuk ke Pasaman Barat ada yang tidak terdata dan belum dilakukan pemeriksaan kesehatan.

"Mohon kepada masyarakat untuk kerjasama baiknya demi kepentingan bersama," harapnya.

Ia meminta bagi warga yang baru pulang dari rantau agar untuk sementara menahan diri untuk berkumpul di luar rumah.(*)