Jakarta, (ANTARA) - Konsultan properti Colliers International menyatakan penyebaran COVID-19 yang telah terdeteksi di banyak negara di Asia, termasuk di Republik Indonesia, disinyalir bakal mempengaruhi pola investasi properti di kawasan tersebut.
"COVID-19 akan menghantam pertumbuhan PDB di seluruh Asia pada paruh awal 2020, dan hasilnya bakal bisa menghambat tingkat penjualan investasi properti," kata Direktur Eksekutif Riset Colliers International Asia, Andrew Haskins, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, bila wabah yang disebabkan oleh virus corona itu memuncak pada paruh awal 2020 dan menunjukkan pemulihan pesat pada paruh akhir 2020, maka saat ini dinilai momentum yang tepat untuk berinvestasi di bidang properti di kawasan tersebut.
Ia mengemukakan bahwa kesempatan berinvestasi terdapat antara lain di properti perkantoran dan kawasan industri di Asia dan Australia.
"Tekanan ekonomi yang diciptakan oleh COVID-19, termasuk dengan banyaknya ajang yang dibatalkan, larangan bepergian dan kondisi yang memaksa untuk bekerja di rumah, dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas penyewaan ruang perkantoran," paparnya.
Hal itu, ujar Andrew Haskins, dapat pula menciptakan kesempatan bagi pihak penyewa untuk menegosiasikan perjanjian penyewaan yang lebih menguntungkan di saat yang lainnya melakukan pendekatan menunggu.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina menginginkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dapat betul-betul mengantisipasi dampak penyebaran COVID-19 yang berpotensi mempengaruhi masuknya investasi global ke Nusantara.
"Semoga BKPM mampu mengatasi dan mampu mengantisipasi penurunan realisasi investasi global ke Indonesia akibat adanya penyebaran wabah virus corona di seluruh dunia," kata Nevi Zuairina.
Menurut dia, penyebaran virus tersebut merupakan tantangan besar BKPM, baik dalam jangka waktu dekat maupun menengah akibat faktor luar negeri.
Ia berpendapat bahwa ada ganjalan besar dalam waktu dekat ini pada iklim investasi yang dipengaruhi pihak luar yang bersumber dari wabah virus corona tersebut.
Politisi PKS itu juga menginginkan BKPM tetap berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, serta pedoman perilaku sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
"Sebagai gambaran umum secara global, bahwa tantangan BKPM terhadap serapan tenaga kerja pada tahun lalu mencapai 1.033.835 orang tenaga kerja. Capaian ini berasal dari PMDN maupun PMA. Sektor yang menjadi primadona antara lain adalah listrik, gas, dan air dengan nilai investasi sebesar 1.350,5 juta dolar AS," ucapnya. (*)
Berita Terkait
Persatuan Insinyur: Prioritas sektor industri kunci jadi negara maju
Rabu, 24 April 2024 15:34 Wib
Kasus korupsi menyasar sektor pendidikan di Sumbar, ini kata Praktisi Hukum
Selasa, 2 April 2024 14:37 Wib
Pemkab Solok peroleh DAK dan HDDAP kembangkan sektor pertanian
Minggu, 31 Maret 2024 11:09 Wib
BI: Pertumbuhan ekonomi sektor jasa keuangan di Sumbar tinggi
Jumat, 15 Maret 2024 18:48 Wib
Padang perkuat mitigasi bencana pada sektor pendidikan
Senin, 4 Maret 2024 18:48 Wib
Kakanwil Kemenkumham Sumbar serahkan laporan hasil analisis Perda Sumbar Sektor Kepariwisataan
Kamis, 22 Februari 2024 9:20 Wib
Sektor pertanian penyumbang PDRB terbesar Solok Selatan
Selasa, 20 Februari 2024 17:13 Wib
Pemkot Solok terapkan e-katalog lokal sektor jasa konstruksi
Jumat, 16 Februari 2024 17:44 Wib