Lima tahun lagi daya tampung TPA Air Dingin penuh

id berita padang, berita sumbar, TPA air dingin, sampah kota padang

Lima tahun lagi daya tampung TPA Air Dingin penuh

Foto udara kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin di Kota Padang, Sumatera Barat. (Antara/Iggoy El Fitra)

Padang, (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang memperkirakan Tempat Penampungan Akhir (TPA) sampah yang berada di Air Dingin, Kecamatan Koto Tangah Padang hanya mampu menampung sampah warga hingga lima tahun lagi.

"Saat ini rata-rata sampah yang dihasilkan warga Padang mencapai 450 ton sehari, diperkirakan dengan daya tampung yang ada TPA hanya bisa menampung sampah hingga 2025," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang Mairizon di Padang, Jumat.

Ia menyebutkan saat ini luas TPA Air Dingin mencapai 17 hektare dan upaya mengatasi agar bisa digunakan lebih lama adalah lewat program pengurangan sampah.

"Untuk program pengurangan sampah sudah dimulai dengan bank sampah yang saat ini baru 36, kami menargetkan hingga 2021 satu kelurahan memiliki satu bank sampah sehingga akan ada 104 bank sampah," kata dia.

Ia menyampaikan melalui bank sampah maka masyarakat dilatih memilih dan memilah sampah sehingga yang bisa didaur ulang bisa digunakan untuk barang lain yang bermanfaat sehingga tidak semua sampah harus diangkut ke TPA Air Dingin

"Kami sudah mencanangkan satu kelurahan satu bank sampah dan secara bertahap semua kelurahan yang ada di Padang memiliki bank sampah," kata dia.

Ia menyampaikan untuk mewujudkan satu kelurahan satu bank sampah telah menjalin komunikasi dengan perusahaan yang ada di Padang agar dana CSR bisa dialokasikan untuk pembinaan.

Selain itu pemerintah Kota Padang akan menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat soal pelarangan pemakaian kantong plastik untuk berbelanja.

Sekarang masih sosialisasi pada Desember 2020 targetnya di super market dan pasar modern diberlakukan pelarangan kantong plastik dan pada 2021 di pasar tradisional, ujarnya.

Ia mengemukakan tanggung jawab pengelolaan sampah bukan hanya ada pada pemerintah namun juga pada masyarakat.

"Kami sedang merancang pemberian insentif kepada masyarakat yang mau memilah sampah, bahkan ada yang mengusulkan diberi hadiah umrah bagi yang paling aktif memilah sampah," katanya.

Tidak hanya itu DLH juga sedang mematangkan rencana penggunaan sampah yang sudah dipilih sebagai ongkos naik angkutan umum Trans Padang.

Mairizon menyebutkan pada 2019 Pemkot Padang menerima dana insentif Rp9,2 miliar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena berhasil mengurangi sampah hingga 18 persen.

Ia menargetkan pengurangan sampah bisa mencapai 25 persen hingga 2025.