Hasil pemeriksaan 104 spesimen dugaan COVID-19, semua negatif

id virus corona,covid-19,kementerian kesehatan

Hasil pemeriksaan 104 spesimen dugaan COVID-19, semua negatif

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan) menerima dokumen hasil observasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah selesai menjalani masa observasi usai dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, China dari Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Budi Sylvana (kedua kanan) di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2/2020). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan secara resmi telah memulangkan 238 WNI ke daerah masing-masing karena telah dinyatakan sehat. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan telah memeriksa 104 spesimen terkait dugaan virus COVID-19 dan seluruhnya dinyatakan negatif oleh Laboratorium Balitbang Kesehatan Kemenkes.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto di Jakarta, Senin, menyebut sebanyak 104 spesimen tersebut dikirim dari 39 rumah sakit di 19 provinsi seluruh Indonesia.

Yurianto mengatakan spesimen tersebut paling banyak dikirim dari DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi, Papua Barat, NTB, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Sulawesi Tenggara.

Dia mengatakan paling banyak sampel spesimen berasal dari daerah yang memiliki penerbangan dari daerah yang terdampak virus, termasuk Kepulauan Riau yang menjadi pintu masuk dari Singapura.

"Kalau kita lihat sebaran, sudah 'predictable', penerbangan langsung dan destinasi wisata Tiongkok," kata Yurianto.

Dia menerangkan bahwa perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Regional Asia Tenggara (SEARO) juga telah menyatakan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk identifikasi virus COVID-19.

WHO juga telah melakukan pemeriksaan ganda pada laboratorium Balitbang Kesehatan Kemenkes. Selanjutnya WHO juga akan melakukan pemeriksaan ganda mulai dari pengecekan karantina kesehatan di setiap pintu masuk negara, teknik pengambilan spesimen, dan standar pengiriman sampel dari rumah sakit ke laboratorium.

"Double check bukan tidak yakin akan pekerjaan kita, tapi dalam memenuhi International Healt Regulation 2005 dan Global Health Security Agenda. Maka evaluasi eksternal itu penting, agar yakin quality control dan quality assurance bisa dipertanggungjawabkan," kata Yurianto.

Yurianto menyebut Kemenkes juga bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang berdiri di bawah Kementerian Riset dan Teknologi untuk mempelajari karakter virus COVID-19. Tujuannya agar penliti lebih memahami dan mendapatkan banyak informasi mengenai virus baru tersebut apabila nantinya dibuatkan vaksin dan obat.