16 warga Pasaman Barat terjangkit HIV/AIDS, tiga meninggal dunia

id HIV/AIDS,Dinkes Pasaman Barat,warga pasaman barat terjangkit HIV

16 warga Pasaman Barat terjangkit HIV/AIDS, tiga meninggal dunia

Obat Antiretroviral Fixed Dose Combination jenis Tenofovir, Lamivudin, Efavirens (ARV FDC TLE) untuk terapi pengobatan orang dengan HIV AIDS (ODHA). Tiongkok uji coba obat HIV untuk penyembuhan koronavirus baru. (ANTARA/Anita Permata Dewi)

Simpang Empat (ANTARA) - Sebanyak 16 warga Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) sejak 2019.

"Dari 16 orang itu 14 orang ditemukan pada 2019 dan tiga orang meninggal dunia. Sedangkan dua orang ditemukan pada awal 2020," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Gina Alecia di Simpang Empat, Senin.

Ia mengatakan untuk kasus temuan pada 2019 dialami oleh warga berumur 25 sampai 49 tahun sebanyak 11 orang yang terdiri dari tujuh laki-laki dan empat perempuan.

Sedangkan pengidap umur 15 sampai 19 tahun sebanyak satu orang perempuan dan di bawah empat tahun sebanyak dua orang laki-laki.

"Tiga orang meninggal dunia karena terlambat ditemukan dan terlambat dilakukan pengobatan. Sedangkan sisanya dilakukan pengobatan rutin," sebutnya.

Dari kajian yang dilakukan penyebab dari HIV/AIDS itu perilaku sek menyimpang atau sek sejenis.

Kemudian warga yang mengidap HIV/AIDS pada 2020 ini ditemukan sebanyak dua orang laki-laki.

"Khusus untuk penyebab dua orang ini mengidap HIV/AIDS masih dilakukan kajian," katanya.

Ia menjelaskan bagi pasien terkena HIV/AIDS sudah diobati. Penderita akan menjalani pengobatan seumur hidup untuk menjaga daya tubuh tidak menurun.

Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan melalui puskesmas yang ada.

Ia menyebutkan penyebab HIV/AIDS itu tidak saja disebabkan oleh perilaku seks menyimpang tetapi ada penyebab lainnya.

Bagi warga yang berumur di bawah empat tahun disebabkan karena penularan dari ibu sejak anak masih dalam kandungan.

Untuk pencegahan dari ibu ke anak dalam kandungan pihaknya melakukan pemeriksaan triple eliminasi dengan diberikan obat HIV (arv) ketika diketahui sang ibu positif HIV.

"Penularan tidak hanya dari hubungan seksual, tetapi bisa dari berganti jarum suntik, dari ibu ke janin saat kehamilan dan dari tranfusi darah," sebutnya.

Menyikapi hal itu pihaknya juga mengadakan sosialisasi ke masyarakat, penjaringan deteksi dini untuk ibu hamil dan pemeriksaan ibu hamil.

"Kita melakukan pemeriksaan terhadap tiga penyakit yakni HIV, sivilis dan hepatitis. Jika terdeteksi maka akan diberikan obat agar

tidak ada penularan dari ibu ke anak," kata dia.

Kemudian pihaknya juga melakukan sosialisasi ke sekolah, perguruan tinggi dan puskesmas tentang bahaya penyakit HIV/AIDS.(*)